Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Kata-kata Penting dari Birdwatching

Sabtu, 04 September 2010
  1. Appendix 1 :  Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies dilarang diperjual belikan dalam bentuk hidup ataupun mati karena terancam punah.
  2. Appendix 2 : Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies dalam ancaman kepunahan bila tidak segera ditangani, namun masih dapat diperjualbelikan karena jumlahnya masih cukup banyak dengan menyertakan surat izin ekspor.
  3. Appendix 3 : Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies memerlukan izin dari negara asal untuk di ekspor dalam bentuk hidup atau mati. Jumlah populasi spesies dalam daftar ini sangat banyak, jauh lebih banyak dari Appendix 2, namun negara meminta bantuan CITEs untuk memasukkannya dalam daftar karena suatu alasan terkait.
  4. Aviary  : penangkaran eks-situ burung.
  5. Avidivesity Hotspot : Suatu tempat kecil dengan keanekaragaman yang luar biasa.
  6. Banding : Pencincinan dan penandaan burung.
  7. Bimorfisme: Burung yang memiliki dua bentuk. Contoh: Elang brontok memiliki fase gelap dan fase terang.
  8. Bino (bins) : Teropong Binokular.
  9. Birder :Jenis pengamat burung (birdwatcher) diantara twitcher dan dude, suka mengamati burung apa adanya. Sangat pintar mengidentifikasi burung dan tidak mudah bosan terhadap burung yang ada.
  10. Birdrace a.k.a Birding Competition : Perlombaan mengamati dan mengidentifikasi burung.
  11. Birds of Prey : Raptor a.k.a Burung pemangsa..
  12. Bogey : Burung yang terus-terusan terlewat. Misal: mencari Elang Jawa di Baluran, tapi sudah 1 tahun ga ketemu-ketemu -_-'
  13. Breeding Plumage (Br) =Bulu Berbiak: Warna bulu pada musim berbiak.
  14. Bulu Primer : Bulu terbang pertama, terletak di ujung sayap sampai batas bulu skunder. Misal, bulu yang terlihat menjari pada sayap Elang Hitam.
  15. Bulu Penutup : Bulu penutup sayap, tidak memiliki andil yang terlalu besar dalam manuver terbang namun penting dalam menjaga kehangatan tubuh burung. Terletak di pangkal sayap. Disebut juga “mantel”.
  16. Bulu Skunder : Bulu penutup sayap kedua, terletak di belakang bulu primer.
  17. Bulu Tersier : Bulu terbang ketiga dari bulu sekunder sampai batas sayap dengan tubuh burung.
  18. Burung Mitos: burung langka yang pernah tercatat namun sangat jarang teramati.
  19. Burung Perancah: Sama dengan sorebird, misal: Cerek jawa, Trinil Pantai.
  20. Calling sound: Suara panggilan, suara pendek dan keras yang digunakan burung ketika ada bahaya atau memanggil kawanannya. Berbeda dengan suara nyanyian yang panjang dan beralun-alun.
  21. Coklat Berangan: Warna coklat kemerahan.  Misal, warna Garangan Jawa.
  22. Coklat kopi susu: warna coklat agak pudar. Misal, warna perut Munguk Beledu.
  23. Common: jenis yang umum dijumpai. Dibagi dua: Common resident dan Common migratory.
  24. Copulating : Sama dengan Mating.
  25. Cover Ground : Wilayah penutup alias wilayah persembunyian suatu spesies hewan. Biasanya berupa semak belukar atau hutan bakau.
  26. Crippler: Megatick yang sangat indah, membuat seseorang birdwatcher “picang” secara emosional. Biasanya berteriak-teriak atau menepuk-nepuk pipinya dengan batu.
  27. Critically Edangered (CE) : Sangat terancam bahkan sudah sangat jarang atau tidak ditemukan lagi, namun ada indikasi bahwa satwa atau tanaman ini masih ada.
  28. Data Deficient (DD) : Belum ada data yang mencukupi untuk mengevaluasi hewan atau tumbuhan tersebut.
  29. Digiscoping : teknik pemotretan jarak jauh dengan kamera dipadukan dengan teropong atau binokular.
  30. Dip: Burung yang terlewat saat kita mengamati burung di suatu tempat.
  31. Displaying: Menunjukan kekuasaan dengan bernyanyi atau semacamnya.
  32. Diving: Terbang menukik menangkap mangsa.
  33. Domestifikasi : Penjinakkan suatu hewan liar menjadi hewan peliharaan. Misal, Ayamhutan Merah yang didomestifikasi menjadi ayam kampung.
  34. Dude: Jenis pengamat burung (birdwatcher) yang mengiktui acara pengamatan hanya karena udara yangc erah dan pemandangan yang indah, tanpa terlalu memperhatikan burung yang ada. Biasanya birdwatcher jenis ini lemah dalam mengidentifikasi meskipun ada juga yang pintar.  Berbeda dengan twitcher, jenis birdwatcher ini sangat tidak mudah bosan memandangi burung yang umum dijumpai. Sering membuat catatan yang diragukan.
  35. Edangered (ED): Terancam, mulai jarang dijumpai dan hampir punah.
  36. Endemik : Hanya dijumpai di suatu tempat.
  37. Evergreen: Daerah anomali di hutan musim yang hijau sepanjang tahun.
  38. Extinct (EX): Kata terburuk sepanjang masa, Punah.
  39. Extinct in the Wild (EW): Tidak ditemukan lagi di alam, hanya ada di penangkaran.
  40. Fase Gelap: Fase pada spesies dengan Bimorfisme dalam warna lebih gelap. Misal: Warna hitam Kuntul Karang.
  41. Fase Terang: fase pada spesies dengan Bimorfisme dalam warna yang lebih terang. Misal: Warna putih Kuntul Karang.
  42. Feral:  Jenis burung yang tidak asli daerah tersebut. Mungkin hasil lepasan yang berkembang biak di alam liar. Contoh: Gelatik Jawa di Sulawesi dan Singapura.
  43. Field Guide : Buku panduan lapangan, misal: SKJB Mc. Kinnon.
  44. Flocking : Perilaku berkumpulatau beregu burung dalam jumlah lumayan besar.
  45. Frekuensi perjumpaan : Suatu kemungkinan seorang pengamat dapat menemukan suatu spesies di alam liar, dibagi menjadi 5 skala dimana skala 1 paling mudah ditemui dan skala 5 paling sulit untuk ditemui.
  46. GIS=General In Shape: Bentuk umum, teknis khusus mengidentifikasi Raptor.
  47. Gliding: Terbang lurus melawan angin untuk menghemat tenaga.
  48. Gradasi : Perbedaan warna yang sangat tidak jelas dimana batasnya. Misal : Antara warna abu-abu dan cokelat pada kepala Pelanduk Semak.
  49. Guano : Kotoran burung berbentuk butiran.
  50. Home Range: Area jelajah suatu jenis burung.
  51. Hovering: Terbang statis tanpa bergerang untuk mengamati mabgsa, dilakukan oleh burung-burung khusus seperti Kolibri, Raja udang, Alap-alap Sapi dan Elang Tikus.
  52. Immature: Remaja, di atas juvenil.
  53. Infant: Bayi, masih sangat kecil.
  54. Juvenil: Burung muda yang sudah bisa terbang. Belum hilang bulu kapasnya.
  55. Last Concern (LC): Beresiko rendah, hewan atau tanaman tersebut cukup umum dijumpai atau dilindungi UU yang baik sehingga kurang ada ancaman kepunahan.
  56. LBJ a.k.a Little brown Job: Burung kecil dam coklat yang nggak menarik untuk para twitcher.
  57. Life-list : Daftar kehidupan alias daftar jenis burung yang pernah dilihat seumur hidup seorang birdwatcher.
  58. Lifer: Tick dalam Life-list.
  59. LT-5 Birdwatching (Less than 5 meter birdwatching) : Birdwatching dari jarak kurang dari 5 meter.
  60. Manuver: Gerakan khusus ketika terbang.
  61. Mating: melakukan kopulasi. Tontonan kesukaan birdwatcher yang juga “birdwatcher”.
  62. Megabiodiversity: Keankeragaman yang luar biasa.
  63. Megatick: Tick yang sangat indah, sangat langka dan sangat tidak umum hingga mengguncang dunia birdwatching.
  64. Migratory Bird: Burung migrant yang mengungsi dari belahan bumi utara saat musim dingin. Contoh: Layang-layang Asia.
  65. Mist Nest: Jaring kabut untuk menangkap burung yang mau di banding.
  66. Mobbing: Perilaku burung kecil mengganggu dan menyerang burung besar yang dinilai mengganggu dirinya dan wilayah kekuasaannya. Contoh: Kekep Babi menyerang Elang Jawa.
  67. Monitoring : Pengamatan rutin.
  68. Mono: (a.k.a Scope/ telescope) Teropong Monokular.
  69. Moulting: Ganti bulu.
  70. MSF=Mix Spesies Flock: Flocking beragam jenis burung. Biasanya burung yang jenis makanannya sama.
  71. Mud flat : Dataran lumpur tempat mencari makannya shore-bird.
  72. Nest Box: Sarang buatan berbentuk kotak.
  73. Nesting Area: Area bersarang burung.
  74. Nest Parasitism: Perilaku bertelur di sarang burung lain, membuat telur asli burung tersebut tersaingi dan akhirnya mati. Biasa dilakukan oleh burung0burung dari suku Cuculidae.
  75. Night Birdwatching: Birdwatching malam.
  76. Non Breeding Plumage (Non-Br) : Warna bulu pada musim di luar musim berbiak.
  77. Non-Apepndix: Semua spesies diluar ketiga daftar diatas yang bisa diperjual-belikan secara bebas di pasar International.
  78. Not Evaluated (NE) : Belum dievaluasi. Belum ada data mengenai hewan tersebut atau memang sengaja tidak di evaluasi. misal, Manusia.
  79. Observed : Teramati, burung yang berhasil diamati dalam suatu acara pengamatan.
  80. Parental/parenting : Tindakan memeberikan makan/merawat anak.
  81. Pearching: Hinggap.
  82. Residen: Burung penetap.
  83. Ringing: a.k.a banding.
  84. Sanctuary: Tempat pelestarian (asal katanya tempat suci, maksudnya tempat suci untuk burung).
  85. Sand bathing : Perilaku mandi pasir.
  86. Sea Bird: Burung laut, berbeda dengan burung pantai. E.g: Penggunting-laut belang.
  87. Shore Bird: Burung-burung pantai.
  88. Singing sound : Suara nyanyian, panjang dan beralun-alun.
  89. Syrinx: alat penghasil suara burung pada tenggorkan burung.
  90. Soaring: Terbang berputar-putar menambah ketinggian dengan bantuan thermal atau hantaman angin yang menuju ke atas.
  91. Soliter : Penyendiri. Misal: Bubut Jawa.
  92. status CITES : Status dari Convention on International Trade of Edangered Species yang menjadi tolak ukuran apakah satwa atau tanaman tersebut bisa diperjual belikan secara bebas di pasar international berdasarkan perjanjian tersebut. Dibagi menjadi 3: Appendix 1, Appendix 2, Appendix 3, dan non-appendix.
  93. Status IUCN: Status kelangkaan hewan liar dan tanaman internasional oleh International Union Conservation of Nature, dibagi menjadi  Not Evaluated (NE), Data Deficient (DD), Last Concern (LC), Near Threatened (NE), Vulnurable (VU), Edangered (ED), Critically Edangered (CE), Extinct in th Wild (EW), dan Exticnt (EX).
  94. Status Konservasi: Status perlindungan hewan liar di Indonesia, dibedakan menjadi PP, UU dan tidak dilindungi.
  95. Stringy: Catatan yang meragukan. Misal: Dara-laut di atas gunung merapi (nah lo??).
  96. Strip Malar: Strip di tenggorokan.
  97. Strip mata: Bagian warna yang berbeda yang meilputi mata, misal: warna hitam B. Gereja Eurasia.
  98. Strip: Garis melintang lurus. Misal: Pada ekor Elang Jawa.
  99. Sub Terminal : Di belakang terminal, tempat garis putih pada ekor Tekukur Biasa.
  100. Summer Plumage: Burung migrant yang melewati Indonesia dalam bentuk musim panasnya. Sangat jarang terjadi karena mereka biasanya datang di musim dingin.
  101. Sun bathing : Perilaku mandi matahari.
  102. Tajuk: Dahan pohong byang berkesinambungan.
  103. Terrestrial Bird : Burung hutan.
  104. Thermal : Udara panas yang mengalir keatas karena ketidak-rataan pemanasan di suatu tempat. Biasa digunakan utnuk soaring.
  105. Tick : Jenis baru dalam daftar spesies burung di suatu tempat atau dalam suatu daftar life-list (lifer).
  106. Traffic Way: daerah perlintasan baik burung migrant maupun resident.
  107. Turning point : Suatu tempat dimana burung migrant berbalik arah menuju lokasi bersarang di negara asalnya.
  108. Twitcher : Jenis pengamat burung (birdwatcher) yang memiliki kesenangan mencari burung-burung unik, jarang, langka dan cantik. Pengamat jenis ini sangat mudah bosan akan burung-burung yang “biasa”, umum dijumpai dan berwarna membosankan. Suka memiliki daftar panjang mengenai burung yang pernah dilihatnya dan pintar dalam mengidentifikasi. Bertaruh segala hal hanya untuk melihat seekor burung langka.
  109. Twitching : Kata kerja dari twitch yang berarti mencari burung langka untuk menambah “life-list”.
  110. Uncommon : Jenis yang tidak umum dijumpai. Dibagi dua: Uncommon resident dan Uncommon migratory.
  111. Undulating : Terbang bergelombang naik-turun yang biasa dilakukan untuk menandai wilayah kekuasaan.
  112. Vis Mig= Visible Migration: Keadaan aneh di musim migrasi dimana kita melihat burung-burung di tempat dimana seharusnya dia tidak berada. Contoh: Sikep Madu asia di atas mall, atau Trinil Pantai di gunung.
  113. Vulnurable (VU) : Rentan, hampir terancam alias cukup umum dijumpai dan mulai mengalami pengurangan populasi yang signifikan.

Tugas Display KS PEKSIA

Kamis, 02 September 2010
kelompok :
1. Hubungan burung dan sosial budaya ( PJ Ari PEKSIA`09 )
2. Jenis - jenis burung di kampus C dan beri keterangan ( PJ Hilma PEKSIA`09 )
3. Daftar burung dilindungi di Indonesia ( PJ Christian PEKSIA`09
4. Burung sebagai bioindikator dalam kegiatan biomonitoring ( PJ Hening PEKSIA`08 )
5. Jalur migrasi burung dan sebutkan burung - burung migran di Indonesia ( PJ Lukman PEKSIA`05 )
6. Kondisi perdagangan burung di Indonesia ( PJ Dimas PEKSIA`09)
7. Teknik Identifikasi ( PJ Cipto PEKSIA`07 )
8. Pola perilaku burung < Adaptasi, mating, nesting> ( PJ Ade PEKSIA`07 )

Catatan tugas :
- membuat short essay dengan format
- Margin 4-3-3-3
- Spasi 1
- Font Times New Roman, Ukuran 12
- MINIMAL 2 HALAMAN
- Mencantumkan foto terkait dengan tema soal dan sumber tulisan dan dikerjakan berdasar kelompok display, dijilid jadi 1 angkatan.
- Dikumpulkan 15 September 2010 ( CP Hening PEKSIA`08 <081703380018> )