Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Get Lost in Malaysia

Jumat, 06 Mei 2016
Nak tengok tajuk seperti berlibur ye? (Mau lihat judulnya seperti sedang berlibur ya?)


       Niat keisengan Mas Ogis (Peksiers 2011) meng-upload poster Selangor International Bird Race Wings of K.K.B berbuah dua tim yang sedikit nekat. Awal mula tidak terencana dan Antien (Peksiers 2013) membalas chat Mas Ogis dan mengajak Sultan (Peksiers 2014) untuk bergabung dalam Alcedo meninting's team. Jadilah satu tim dan siap berangkat. Singkat cerita, ketika kami berdua (Antien dan Nabila) nekat untuk mengajukan proposal bantuan dana kepada Direktur Kemahasiswaan Unair untuk bantuan seluruhnya terhadap peserta bird race

Selasa, 12 April 2016

       Antien, Nabila, Mas Ogis hari ini bertemu bersama untuk membuat paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya Maspion Square Margerejo. FYI! Kalau ingin membuat tiket wajib menuju gerbang luar negeri harus rajin bangun pagi dan datang di tempat sekitar pukul 5.30. Segeralah mengisi daftar antrian dan antrilah di depan pintu kantor. Paspor siap ditunggu seminggu lagi!

Rabu, 20 April 2016

       Tim Bubut beranggotakan Habib (Peksiers 2015), Shifa (Himbionist 2014), dan Nabila (Peksiers 2013) telah memutuskan tetap berangkat dan bergabung menjadi peserta Selangor International Bird Race

Kamis, 21 April 2016 

       Air Asia yang kami pilih berenam untuk berangkat kebetulan memiliki jadwal yang sama, tepatnya pukul 21.10. Malam itu sedikit cemas karena dua orang sangat terlambat dari jam yang kami telah janjikan bersama, Mas Ogis dan Nabila. Nabila lebih awal datang dan kami segera melalukan security check tanpa Mas Ogis. Tim Bubut boleh bernapas lega karena boarding pass sudah dalam tiket masing-masing. Sedang tim saya (Alcedo meninting) terus berdegup dan telah siap berangkat ke Malaysia keesokan harinya karena tiket masih dalam bentuk print out dan seluruhnya dibawa oleh Mas Ogis. Antara kesal dan ingin tertawa kami pun pasrah. Tepat pukul 20.35 Mas Ogis datang dan kami sedikit bernapas lega. Setelah melakukan check in kamipun mendapat boarding pass untuk Air Asia dengan nomor penerbangan AK 363 dari Surabaya menuju Kuala Lumpur International Airport 2. Kami pun mempercepat langkah kami dan segera mengantri untuk masuk ke dalam pesawat. Tepat pukul 21.10 kami berenam pun melesat menuju Kuala Lumpur. 

Jumat, 22 April 2016
       Sekitar pukul 00.40 waktu Malaysia (GMT+6) kami landing di KLIA 2 dengan selamat. Karena flight kami yang paling terakhir, bandara pun sangat sepi. Kami memutuskan untuk mengisi amunisi dahulu karena sudah tak tertahankan raungan di perut kami. Tak ada restoran yang buka selain restoran cepat saji McDonalds. Satu cup bubur ayam, tumpukan burger, coke, lumayan-lah untuk dini hari seperti ini. Setelah sedikit ringgit kami keluarkan, kami harus segera istirahat karena pagi nanti kami harus menuju Kuala Lumpur untuk mencari singgahan sementara. Emperan restoran dengan karpet yang luas menjadi pilihan kami yang seperti gembel tersesat di Negeri Jiran hahahaha (tapi tak hanya kami berenam lho yang memilih tidur di karpet tersebut, banyak sekali turis dan orang lokal tertidur lelap di emperan restoran). Pagi hari sekitar pukul 05.00 kami harus segera menunaikan ibadah sholat Shubuh dan mencari transportasi untuk melanjutkan destinasi yang tak terencana ini. Awalnya kami memilih kereta cepat (KLIA Express) namun ongkos sangat berat terasa (sekitar RM 55) kami pun memilih bus untuk perorang kami hanya membayar RM 11. Aerosky Ventured bus pun membawa kami dari KLIA 2 menuju KL Sentral. Bus ini sangat tepat waktu, pukul 06.00 kami berangkat menuju KL Sentral. Sepanjang perjalanan langit Malaysia masih gelap (di Indonesia seperti pukul 05.00) dan bas (dalam bahasa Malaysia) menempuh perjalanan sekitar 1 jam dan tiba di KL Sentral.

       Menuju KL Sentral ini dapat ditempuh melalui KLIA Express, Bas, atau Taksi sekalipun. Kami berenam memilih untuk pergi ke Little India, kawasan pertokoan tersebut banyak dihuni oleh masyarakat keturunan India bahkan orang India asli. Maksud hati ingin mencari sim card dan mencari penginapan terdekat, apa boleh buat pertokoan di sekitar sini baru buka sekitar pukul 09.00. Setelah koneksi internet terselamatkan, kami pun segera menuju Pasar Seni dan pilihan RapidKL adalah pilihan yang terbaik. Hanya dengan RM 1 kami sudah bisa mencapai stasiun terakhir dari RapidKL tersebut. Pasar Seni adalah komplek pertokoan dekat dengan Central Market, Petailing Jaya, dan China Town. Tak menunggu lama Fernloft Hostel (hostel yang cocok untuk anak Biologi, paku-pakuan) menjadi pilihan kami untuk bermalam. Hari ini kami tidak mengikuti kegiatan seminar di Kuala Kubu Bharu karena terlalu siang kami sampai di KL Sentral dan kami memutuskan untuk keliling Kuala Lumpur saja sebelum kami mengikuti kompetisi di Selangor. Lepas sholat Dhuhur kami menuju Petailing Jaya St. untuk mengisi amunisi dengan nasi sesungguhnya hahaha. Puas kami makan di suatu kedai pinggir jalan, dengan lauk seperti ayam goreng yang super besar ukurannya, kepala ikan tuna, sayur yang segar, dan nasi yang teramat banyak porsinya hanya dibayar dengan RM 7-8,5 sudah lengkap dengan segelas ice tea atau teh tarik.

       China town siang itu tak terlalu ramai, kami hanya melewati dan melanjutkan perjalanan menuju Perdana Botanical Garden. Berkali-kali kami bertanya kepada orang untuk menuju Perdana Botanical Garden dan berkali-kali pula kami mendapat petunjuk arah yang berbeda. Hal tersebut membuat kami sungguh ingin melepaskan kaki sejenak dan duduk santai. Jauhnya tempat yang kami pilih sampai harus menyesatkan kami ke Dataran Merdeka KL, Muzium Muzik, Muzium Tekstil, dan tulisan ikonik I Love KL. Sore itu sekitar pukul 16.00 kami mendapat pencerahan untuk pergi ke Perdana Botanical Garden  dan kami harus menumpangi trem hanya dengan RM 4 saja. Bang Adam pun mengantar kami menuju Perdana Botanical Garden, dan kami pun merasakan bahwa tempat tersebut sangatlah jauh hahahahaha. Tujuan kami awalnya adalah KL Bird Park, namun sedikit merogoh kocek yang lumayan kami pun memilih Taman Rusa dan Kancil. Namanya juga hobi birdwatching, datang ke Taman Rusa dan Kancil, yang dilihat pun Cekakak Belukar, Kerak Kerbau, Perkutut Jawa, dan Kucica Kampung hahahaha. Sekitar pukul 18.00 kami pun segera menuju KLCC Park dengan menggunakan Light Rail Transit (LRT) dengan RM 2-3 saja untuk melihat menara kembar yang sangat ikonik di Kuala Lumpur yaitu Menara Petronas. Sekitar pukul 20.00 kami bergegas menuju Pasar Seni dan memuaskan hasrat untuk berbelanja karena esok dan lusa kami tidak akan kembali lagi ke Kuala Lumpur. Pukul 22.00 kami pun segera mengistirahatkan kaki dan terlelap. 

Sebenernya paling betah disini, karena tempat kami persis di depan router bandara




Aerosky Ventured Bus dari KLIA 2 menuju KL Sentral

KL Sentral pagi hari

Sultan pulang kampung bole la


Paling senior :))))

Budak-budak pulang kampung ke Kuala Lumpur

Stesyen Pasar Seni

Petailing St.


Sejenak lepas penat di Muzium Muzik

Inilah dua tim yang akan berlage

Taman Rusa dan Kancil dikunjungi karena grateeeeeeeeeeees

Nak beli tiket tuk LRT ya insert duit dulu lah

Petronas Tower menutup perjalanan Jumat yang melalahkan itu

Ini tempat kami bermalam yang hanya semalam

Kami menginap dalam 6 bedded mixed dorm (namanya juga hemat)


Ac kamar dingin juga...........sangat dingin

Sabtu, 23 April 2016

       Setelah sarapan, sekitar pukul 08.30 kami langsung menuju Kuala Kubu Bharu dan harus melakukan registrasi ulang untuk Selangor Int. Bird Race 2016 ini. Perjalanan sekitar 1,5 jam mengantarkan kami menuju Majlis Daerah Hulu Selangor tempat diselenggarakannya kompetisi internasional ini. Biaya untuk registrasi adalah RM 90 untuk satu tim, dan goodie bag berisi notebook, tshirt, tumbler, dan logbook. Technical meeting dilakukan di aula tempat kompetisi dan kami menyimak dengan seksama teknis perlombaan tersebut. Perlombaan dilakukan di 10 check point yang tersebar dari Kuala Kubu Bharu sampai Genting Higlands. Peserta dengan timnya dapat menumpangi mobil dari pihak panitia beserta driver-nya. Untuk penggantian biaya petrol, setiap tim dapat mengganti sekitar RM 20-30 saja selama perlombaan berlangsung. Penjelasan teknis perlombaan ini dijelaskan langsung oleh Makcik Azlina selaku perancang bandar (Town Planner) MDHS didepan ratusan tim peserta (11 tim untuk kategori Universiti dan IPT, 100an tim untuk kategori terbuka, dan ratusan fotografer hmm tepatnya saya lupa). Siang itu menjadi riuh dan berdebar karena perlombaan segera dimulai. Flag off  sekitar pukul 12.00 dilakukan oleh Makcik Azlina dan beberapa juri seperti Mr. Durai. Dua tim dari Peksia Himbio Unair berpisah untuk segera melakukan identifikasi burung mulai dari check point 1 sampai 7. Puluhan Asian Glossy Starling dan Black-naped Oriole ribut lalu lalang di sebuah pohon besar yang di bawahnya beberapa tim menunggu burung ini untuk menampakkan dirinya dengan jelas. Beberapa House Crow dan Paddyfield Pipit juga nampak di lapangan sekitar check point 1. Namun sayang di tengah perjalanan hujan deras mengguyur Selangor sore itu. Tak ada patahnya semangat dari seluruh peserta, terlebih para peserta fotografi yang harus kehujanan dan mengendarai motor. Tempat-tempat yang dijadikan check point antara lain adalah Kuala Kubu Bharu town, Taman Millenium, Hulu Tamu, Old Pahang Road, Kolam Air Panas Hulu Tamu, Sungai Kedondong Waterfall, Awana Park, dan Long House. Hari ini check point 1-7 harus diselesaikan oleh peserta dan check point 8-10 harus diselesaikan hari Minggu esok.


       Malam pun tiba, suasana di Long House Awana tempat kami menginap seperti di Trawas atau Tretes, hawa sejuk menembus bangunan rumah adat Melayu ini. Pukul 20.00 kami harus segera bergegas mengisi amunisi di Awana Hotel dalam acara Gala Dinner. Beberapa pertunjukkan seperti tarian khas Melayu, musik dangdut, dan beberapa musik lainnya dimainkan sembari seluruh peserta makan malam dan berbincang-bincang. Kami berenam satu meja dengan perwakilan Indonesia juga, tepatnya tim Kirik-Kirik (Mas Happy, Mbak Tiul, dan Mbak Dea). Mereka adalah tim dari FKH Unair yang memang sering melakukan pengamatan dengan Peksia di Wonorejo. Malam itu riuh sekali ruang makan yang besar dengan peserta yang berasal dari berbagai negara dan dari Malaysia sendiri.

Aula tempat kami technical meeting

Puan Azlina sedang membuka acara Wings of K.K.B 2016

Black-naped Oriole menjadi logo dari Wings of K.K.B 2016



Beberapa check point yang tersebar di Kuala Kubu Bharu

Beberapa check point yang tersebar di Genting Highland

Puan Azlina (kaus biru) dan Mr. Durai (kemeja merah) melakukan flag off


SD di dekat check point dimana Tim Alcedo meninting mendengar kabar insiden yang tak patut dari Tim Bubut hahaha

Kuala Kubu Bharu Town

Millenium Park (Banyak sekali Crow di tempat ini)

Birding dulu lah

Maklumat tuk pengunjung

Sg. Kedondong


Ini dia Tim Alcedo meninting dan Tim Bubut sebelum menghabiskan rendang yang zonk


Minggu, 24 April 2016

       Hari ini adalah hari terakhir kami bisa melanjutkan kompetisi di check point 8-10. Beberapa burung seperti Red-Billed Malkoha, dan banyak Bulbuls kami dapatkan serta Barbets yang banyak sekali dijumpai. Namun karena kami kurang pagi, kami pun kurang beruntung karena tidak dapat menyaksikan Hornbill di sekitar Sg. Kedondong. Pukul 12.00 kami harus segera mengembalikan logbook untuk segera dilakukan penilaian oleh pihak panitia. Setelah makan siang kami harus segera menuju KLIA 2 untuk mengejar waktu supaya tidak terlambat. Sebelum kami pulang, kamipun mengambil sedikit melakukan foto bersama Makcik Azlina, Mr. Durai dan satu juri yang kami belum sempat menanyakan siapa namanya. Sekitar pukul 14.00 kami diantar oleh driver MDHS menggunakan van menuju KLIA 2. Berat rasa meninggalkan Awana dan Genting Higlands, selain karena pengumuman kompetisi ini tidak bisa kami saksikan, kami pun belum sempat mencicipi cable car (semacam gondola) yang khas dari Genting First World HAHAHAHA. Kami tiba di KLIA 2 sekitar pukul 17.00 dan kami harus segera check in. Tim Bubut boleh bernapas sangat lega karena pesawat yang ditumpanginya tepat waktu dan akan terbang pukul 19.10. Sedang tim saya (Alcedo meninting) harus rela menggunakan kaki ini lagi untuk membunuh waktu dengan menyusuri KLIA 2 karena pesawat kami delay menjadi pukul 23.40. Belum itu saja penderitaan kami, ketika Tim Bubut sudah melakukan boarding, kami membeli bagasi dan mendengar kabar kembali bahwa pesawat kami delay menjadi pukul 01.15 shhhhh. Tak pe lah, boleh senang pusing-pusing KLIA 2 ni. 









Sg. Kedondong

Jajan dulu lah ke tempat makcik

Dengan Makcik Hafiza yang baaaaaaaaaaaaaaaaik sekali

Hmm....



Pengembalian logbook



Tim Bubut, the famous one

Tim Alcedo meninting

Ramai-ramai sampe gaduh

Mr. Durai and his son


Ribut nak bongkar barang masuk bagasi (kebanyakan Milo)


Berikut adalah daftar beberapa burung yang berhasil kami dapatkan selama kompetisi:
1. Black-naped Oriole
2. White-throated Kingfisher
3. Javan Myna
4. Common Myna
5. Baya Weaver
6. House Crow
7. Rock Pigeon
8. Black-headed Bulbul
9. Chestnut-breasted Malkoha
10. Yellow-vented Bulbul
11. Stripe-throated Bulbul
12. Sooty-headed Bulbul
13. Scaly-breasted Bulbul
14. Red-throated Barbet
15. Yellow-crowned Barbet
16. Blue-eared Barbet
17. Red-crowned Barbet
18. Coppersmith Barbet
19. Zebra Dove
20. Common Iora
21. Slender-billed Crow
22. Scarlet Minivet


       Sedikit bersedih ketika kami mendapat berita bahwa tak satupun tim dari Peksia mendapat juara, namun tahun 2017 boleh lah kita nak balik lagi dan berkompetisi lagi. Berjaye ya Peksia tahun depan!


Writer: Antien (2013)