Sosialisasi Birding di SMP Anugerah Pekerti Surabaya
Sabtu, 10 November 2012
Senin, 29 Oktober 2012
Ini merupakan kegiatan yang membuat kita lebih cinta terhadap birding, gimana tidak, kita diminta tolong oleh pihak sekolah SMP Anugerah Pekerti Surabaya untuk memberikan penyuluhan berupa sosialisasi pengamatan burung atau yang dikenal sebagai birdwatching/birding untuk anak-anak kelas 1, 2, dan 3 smp. Tentu ini sangat baik karena dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat (terutama pada anak-anak) lebih memahami mengapa kita melakukan kegiatan ini dan dengan pengenalan sejak dini maka mereka lebih bisa menghargai karya ciptaan Tuhan tersebut melalui birding/birdwatching sehingga secara tidak langsung mereka juga melakukan kegiatan konservasi burung-burung yang ada di hadapan mereka. Diharapkan juga adalah generasi selanjutnya juga akan melakukan kegiatan birdwatching/birding ini sehingga kehidupan burung-burung serta ekosistem yang ada tetap berkelanjutan secara terus-menerus.
:D
Berikut ini beberapa foto hasil dokumentasi kami mengenai Sosialisasi Birding di SMP Anugerah Pekerti Surabaya :
Ini adalah diawalnya pengenalan kakak-kakak (kami) yang akan memberikan penyuluhan :3
Ini adalah diskusi awal dari pengenalan kami dan Peksia sendiri... Lihat, ada yang sedang mencoba binokuler :D
Ya waktunya dimulai ya pelajaran birdingnya hehehe :3
Mereka menyimak sangat begitu antusias sampai-sampai ada yang duduk di bawah dan bertanya :))
Presentasi dimulai, sementara mereka hening mendengarkannya :D
Ini disaat kita menayangkan film tentang burung-burung dan tingkah lakunya di alam dan kegiatan birding juga :)
Wahhhh, ada yang sambil pakai binokular juga hahahahahaha XD
Wahhhh, ini sampai ngantuk, gara-gara kecapekan ya abis upacara bendera 4 jam? hehehe :3
Lihat.... mereka sedang membidik sesuatu dengan binokular dan mereka mendapatkan Hirundo tahitica 3 ekor sedang berjemur di atap kelas lain... Hebat !!! :D
Ini nih, yang katanya dia melihat sarang burung di pohon seberang..... Wahhhh, hebat juga ya anak kecil ini !!!! :D
Hahahahaha Lucuuuuu :3
"Keliatan kan dek?" "Keliatan kok kak burung gerejanya" :3
Hehehe kamu salah bidik adek XD Lucuuuuuuuuu :3
Dan inilah ketika foto bersama dalam satu kelas (kasian yang moto, gak ikut kefoto tapi malah moto, ya sudah tugasnya moto-moto -____-") hhaahah
Mari kita budayakan birding untuk konservasi burung dan keberlanjutan hidup mereka ! Semangat !!!
TERBANG MENEMBUS BATASSSSS !!!!! :D
Penugasan
Minggu, 30 September 2012
Penugasan :
1.
Gambar/sketsa
+ deskripsi
Kel.1
: Passeriformes
Kel.2
: Ciconiiformes
Kel.3
: Columbiformes
Kel.4
: Falconiformes
Kel.5
: Coraciiformes
Kel.6
: Gruiformes
Kel.7
: Anseriformes
Kel.8
: Charadriiformes
(pilih
salah satu spesies burung dari ordo yang sesuai dg kelompok masing-masing waktu
display KS)
2.
Buat
mind map berisi yang kalian tahu tentang BIRDWATCHING. Buat se-kreatif mungkin ☺
Jangan
lupa dikumpulkan tgl 5 oktober 2012.
CP
: Ditya (Bio 2011) 085643915446
Novi
(Bio 2011) 087852698623
SEMANGAAAATT!!
Peksia..
Terbang Menembus Batas !! ☺
Jangan kaget ya ! Wonorejo punya juga ternyata, meskipun hanya sebentar
Selasa, 07 Agustus 2012
DATA LAB WONOREJO By PEKSIA HIMBIO UNAIR
Sabtu, 30 Juni 2012
Setelah acara dari Himbio yaitu Aksi Peduli Wilayah Pesisir (Mangrove) selesai, beberapa peksier beristirahat di warung bu Rum, warung tercinta para birder dari Peksia. Sejenak, mas Adit, mas Lukman, dan mas Cipto melihat sesuatu yang sepertinya asing di wonorejo, dan ternyata adalah RAJA UDANG MENINTING... Damn ! How it can be? Padahal jarang sekali (mungkin tidak pernah sama sekali) ada Raja Udang Meninting di kawasan tambak Wonorejo. Jeprat-jepret dan foto pun terdokumentasi. Tak ketinggalan Nurul Uchan Biologi 2009 ikut jeprat-jepret burung yang menjadi lambang Peksia. Sungguh, semuanya sangat terpesona, kagum, dan bisa dikatakan WOW !!! Berikut ini adalah hasil dokumentasi mereka :
By Nurul Uchan (PEKSIA)
By Radityo Pradipta (PEKSIA)
By Cipto Dwi Handono (PEKSIA)
By Lukman Nurdini (PEKSIA)
Benar-benar pengalaman yang takkan terlupakan ketika bertemu dengan si Raja Udang Meninting... Beberapa hari selanjutnya (sekitar 3 atau 4 hari selanjutnya), salah satu anggota Peksia masih penasaran dengan burung ini dan mencoba mengeksplore lebih dalam dan hasilnya adalah ya, bertemu dengan burung ini, hanya saja dokumentasi belum dapat. Burung ini masih dipertanyakan : Bagaimana burung ini bisa menampakkan dirinya di Wonorejo?
Menurut mas Lukman sendiri, beliau berkata : "Ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan jawaban. 1. bisa saja lepasan, soale waktu temen2 dekati kmaren burung ini g langsung terbang seperti Alcedinidae lainnya yg langsung terbang saat dekat dg manusia.
2. bisa juga dari daerah sekitar wonorejo seperti gunung anyar,keputih,atau daerah lain.
bisa juga burung ini sebetulnya dah lama ada di wonorejo,tapi baru kali ini saja temen2 peksia (termasuk saya) dapat kesempatan ngeliat dari deket."
Jadi, untuk mengetahui apakah burung ini masih ada eksis atau tidak, ya memang harus mengeksplore lebih dalam kawasan wonorejo yang sangat luas itu. Semoga burung ini tidak hanya sekedar menampakkan diri, namun juga berkembang biak dan meneruskan generasinya di kawasan Wonorejo, #amin
PEKSIA.... TERBANG MENEMBUS BATAS !!!
Sabtu, 30 Juni 2012
Setelah acara dari Himbio yaitu Aksi Peduli Wilayah Pesisir (Mangrove) selesai, beberapa peksier beristirahat di warung bu Rum, warung tercinta para birder dari Peksia. Sejenak, mas Adit, mas Lukman, dan mas Cipto melihat sesuatu yang sepertinya asing di wonorejo, dan ternyata adalah RAJA UDANG MENINTING... Damn ! How it can be? Padahal jarang sekali (mungkin tidak pernah sama sekali) ada Raja Udang Meninting di kawasan tambak Wonorejo. Jeprat-jepret dan foto pun terdokumentasi. Tak ketinggalan Nurul Uchan Biologi 2009 ikut jeprat-jepret burung yang menjadi lambang Peksia. Sungguh, semuanya sangat terpesona, kagum, dan bisa dikatakan WOW !!! Berikut ini adalah hasil dokumentasi mereka :
By Nurul Uchan (PEKSIA)
By Radityo Pradipta (PEKSIA)
By Cipto Dwi Handono (PEKSIA)
By Lukman Nurdini (PEKSIA)
Benar-benar pengalaman yang takkan terlupakan ketika bertemu dengan si Raja Udang Meninting... Beberapa hari selanjutnya (sekitar 3 atau 4 hari selanjutnya), salah satu anggota Peksia masih penasaran dengan burung ini dan mencoba mengeksplore lebih dalam dan hasilnya adalah ya, bertemu dengan burung ini, hanya saja dokumentasi belum dapat. Burung ini masih dipertanyakan : Bagaimana burung ini bisa menampakkan dirinya di Wonorejo?
Menurut mas Lukman sendiri, beliau berkata : "Ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan jawaban. 1. bisa saja lepasan, soale waktu temen2 dekati kmaren burung ini g langsung terbang seperti Alcedinidae lainnya yg langsung terbang saat dekat dg manusia.
2. bisa juga dari daerah sekitar wonorejo seperti gunung anyar,keputih,atau daerah lain.
bisa juga burung ini sebetulnya dah lama ada di wonorejo,tapi baru kali ini saja temen2 peksia (termasuk saya) dapat kesempatan ngeliat dari deket."
Jadi, untuk mengetahui apakah burung ini masih ada eksis atau tidak, ya memang harus mengeksplore lebih dalam kawasan wonorejo yang sangat luas itu. Semoga burung ini tidak hanya sekedar menampakkan diri, namun juga berkembang biak dan meneruskan generasinya di kawasan Wonorejo, #amin
PEKSIA.... TERBANG MENEMBUS BATAS !!!
GRESIK PUNYA LOH ! ^^
Rabu, 01 Agustus 2012
Pengamatan Minggu, 8 Juli 2012
@Manyar, Gresik :
14.49 Kirik-kirik senja / Merops leschenaulti / Chestnut-headed Bee eater
Kirik-kirik laut / Merops philippinus / Blue-tailed Bee eater
15.10 Kekep Babi / Arthamus leucorynchus / White-breasted Wood-swallow (4)
@Manyar, Gresik :
14.49 Kirik-kirik senja / Merops leschenaulti / Chestnut-headed Bee eater
Kirik-kirik laut / Merops philippinus / Blue-tailed Bee eater
15.10 Kekep Babi / Arthamus leucorynchus / White-breasted Wood-swallow (4)
15.20 Itik Benjut / Anas gibberifrons / Sunda teal
Kuntul besar / Egretta alba / Great Egret (1)
15.38 Mandar batu / Gallinula chloropus / Common Moorhen
Tekukur biasa / Streptopelia chinensis / Spotted Dove
15.38 Raja udang biru / Alcedo coerulescens / Small-blue Kingfisher (1)
15.45 Pecuk / Phalacrocoracidae
16.00 Kareo Padi / Amaurornis phoenicurus / White-breasted Waterhen (1)
16.10 Tikusan alis putih / Porzana cinerea / White-browed Crake (2)
@Pongangan, Gresik :
16.52 Alap-alap / Falconidae (11)
17.00 Bondol Peking / Lonchura punctulata / Scaly-breasted Munia
17.10 Elang Bondol / Haliastur indus / Brahminy Kite (2)
Kuntul besar / Egretta alba / Great Egret (1)
15.38 Mandar batu / Gallinula chloropus / Common Moorhen
Tekukur biasa / Streptopelia chinensis / Spotted Dove
15.38 Raja udang biru / Alcedo coerulescens / Small-blue Kingfisher (1)
15.45 Pecuk / Phalacrocoracidae
16.00 Kareo Padi / Amaurornis phoenicurus / White-breasted Waterhen (1)
16.10 Tikusan alis putih / Porzana cinerea / White-browed Crake (2)
@Pongangan, Gresik :
16.52 Alap-alap / Falconidae (11)
17.00 Bondol Peking / Lonchura punctulata / Scaly-breasted Munia
17.10 Elang Bondol / Haliastur indus / Brahminy Kite (2)
Tapi, alap-alap ini salah satu Gresik punya adalah Alap-alap Sapi (Falco moluccensis) dapat juga dokumentasinya oleh Nurul Uchan Biologi 2009..
SEMANGAT BIRDING !
TERBANG MENEMBUS BATAS ! ^^9
Jalan-jalan lagi ke Wonorejo ^^
5Juli : Hasil jalan2
hari ini..Perkutut Jawa, Bondol Peking, Prenjak Rawa, Pecuk Padi Hitam, Titihan
Telaga, Kareo Padi, Mandar batu, Punai Gading, Raja Udang Biru, Gajahan
Penggalah, Gagang Bayam, Cekakak Suci, Cangak Merah, Kuntul Kecil, Dara Laut
Kumis, Dara Laut Kecil, Dara Laut Tiram, Trinil Kaki Merah, Koak Malam Kelabu,
Tikusan Alis Putih, Kipasan Belang, Cerek Jawa, Blekok Sawah, Tangkar Centrong,
Cekaka Sungai, Remetuk Laut, Kokoan Laut, Madu Sriganti, Prenjak Padi, Dederuk
Jawa, Walet Linchi, Kapasan Kemiri, Bubut Jawa, Boiga sp,
Tekur Biasa, dan Merbah CeruCuk
Mengenyangkan sekali, eh menyenangkan sekali hahaha :D
SEMANGAT BIRDING, GUYS !
TERBANG MENEMBUS BATAS ! ^^
MLAKU-MLAKU NANG WONOREJO (SBY) ^^
Just want share guys...Pengamatan
"jalan-jalan" (23/06/12) di tempat favorit kita
"wonorejo" yang digawangi oleh saya sendiri, mas agung, mas adit, mas
lukman, mas ciptoo, mas rahman, mas dimas, dan guest star (mas astra mas ihsan
dan cak djoko) yang mengusung tema "PANTANG PULANG SEBELUM PETANG".
Pengamatan dimulai pukul 08.00-12.00,,lanjut 14.30-16.30..(meniru gaya
pengamatan peksia lawas cuyyyyyy,,ahihihiii),,,kita menjumpai burung sbb:
Titihan telaga, Blekok swah, kuntul kecil, kuntul besar, kuntul perak, kuntul
cina, trinil pantai, cerek jawa, gajahan penggalah, raja udang biru, trinil
kaki hijau, cangak merah, dara laut kumis, gagang bayam timur, dara laut kecil,
trinil kaki merah, gagak hutan, koak malam abu, tekukur biasa, bentet kelabu,
kareo padi, pecuk padi hitam, cekakak suci, caladi sp, perkutut jawa, itik benjt,
perenjak rawa, mandar batu, walet linchi, perenjak padi, cekakak sungai,
kipasan belang, lalage nigra, kokoan laut, bubut jawa, ,,,itu adalah burung
yang kami jumpai selama pengamatan "jalan-jalan"...goooo
birdingggggg....
TERBANG MENEMBUS BATAS !!!
WONOREJO LAGI EUY !!! ^^
Hasil
pengamatan pd hari minggu , 17 Juni 2012 di Wonorejo.
Ini dia
checklist update pada hari waktu dan tempat itu juga, seperti biasa Wonorejo
selalu :
1.
Bentet kelabu-Lanius schach (1)
2.
Remetuk laut-Gerygone sulphurea (2)
3. Kuntul
kecil-Egretta garzetta 15.37
4.
Kokoan
Laut-Butorides striatus (2) 15.38
17.27
5.
Cekakak
suci-Halcyon sancta (1) 15.46
6.
Raja
udang biru-Alcedo coerulescens (3)
15.54 16.19 17.25
7.
Tekukur
Biasa-Streptopelia chinensis (3)
15.57
8.
Gagang
Bayam Timur-Himanthopus leucocephalus
(1) 16.03
9.
Bondol
peking-Lonchura punctulata 16.17
10.
Burung
madu sriganti-Cinnyris jugularis (1)
16.29
11.
Blekok
sawah-Ardeola speciosa (10) 16.29
16.41
12.
Cangak
merah-Ardea purpurea (1) 16.38
13.
Cerek
jawa-Charadrius javanicus 16.42
14.
Caladi
tilik-Picoides moluccensis (1) 17.22
Semoga bermanfaat :) TERBANG MENEMBUS BATASSSS !!!
Semoga bermanfaat :) TERBANG MENEMBUS BATASSSS !!!
DATA LAB WONOREJO BY PEKSIA ^^
Wonorejo,
15 juni 2012.
Laporan
pengamatan pada waktu dan tempat tersebut
ditemukan :
1.
Bentet kelabu-Lanius schach
2.
Kirik2 Laut-Merops philippinus
3.
Perenjak padi-Prinia inornata 14.52
4. Kuntul
kecil-Egretta garzetta 14.56
5.
Tekukur
biasa-Streptopelia chinensis 14.57
6.
Remetuk
laut-Gerygone sulphurea 14.57
7.
Kapasan
sayap putih-Lalage sueurii 15.03
8.
Kokoan
laut-Butorides striatus 15.09
9.
Cekakak
suci-Halcyon sancta (Howard and Moore
2nd edition)
atau bisa juga Todiramphus sanctus
15.15
10.
Kareo
padi-Amaurornis phoenicurus 15.17
11.
Gagang
bayam timur-Himantopus leucocephalus
15.35
12.
Raja
udang biru-Alcedo coerulescens 15.40
13.
Cangak
merah-Ardea purpurea 15.42
14.
Cangak
abu-Ardea cinerea 16.00
15.
Bondol
peking-Lonchura punctulata 16.00
16.
Kirik2
senja-Merops leschenaulti 16.18
17.
Itik
benjut-Anas gibberifrons 16.30
18.
Merbah
cerukcuk-Pycnonotus goiavier 16.41
19.
Blekok
sawah-Ardeola speciosa 16.45
20.
Kipasan
belang-Rhipidura javanica 16.50
TERBANG MENEMBUS BATASSSS !!!!! ^^9
Laporan PEKA-SL di PWEC (sekitar Mei-Juni)
laporan dari pengamatan disekitar P-WEC
:D Senang sekali ketemu dengan :
1. Cynniris jugularis/Burung madu sriganti/Olive-backed Sunbird
Deskripsi: Berukuran kecil (10 cm), berperut kuning terang. Jantan dagu dan dada hitam-ungu metalik, punggung hijau-zaitun. Betina: tanpa warna hitam, tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning, alis biasanya kuning muda.
Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam.
Suara: Kerikan musikal: “ciip, ciip, chii wiit” dan suatu melodi
pendek yang diakhiri dengan getaran nyaring.
Penyebaran global: Cina, Asia
tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia, sampai P. Irian dan
Australia.
Penyebaran lokal
dan status: Burung-madu yang
paling umum di daerah dataran rendah terbuka, kadang‑kadang sampai
ketinggian 1.700 m di seluruh Sunda
Besar (termasuk pulau‑pulau kecil di sekitarnya).
Kebiasaan: Ribut. Dalam
kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak berbunga ke yang
lainnya. Jantan kadang‑kadang berkejar-kejaran mondar-mandir dengan galak.
Mengunjungi pekarangan, semak pantai, dan hutan mangrove. Mendatangi bunga Loranthus, Morinda, pohon pepaya, dan lain-lain.
2. Picoides moluccensis (Howard and Moore 3rd edition (as published)) or Dendrocopos moluccensis (Gmelin, 1788)/Caladi Tilik/Sunda Woodpecker
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna hitam dan putih. Topi coklat gelap.
Tubuh bagian atas coklat gelap berbintik putih. Tubuh bagian bawah putih kotor
bercoretkan hitam. Sisi muka putih dengan bercak pipi abu-abu, setrip malar
hitam lebar. Jantan: ada garis merah tipis di belakang mata.
Iris merah, paruh atas hitam, paruh bawah abu-abu, kaki hijau.
Suara: "Kikikikikiki" yang bergetar pendek, tajam terengah-engah,
atau dengungan "trrrrrr-i-i".
Penyebaran global: India, Asia tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan
Nusa Tenggara.
Penyebaran lokal dan status: Dulu agak jarang di Sumatera, tetapi sekarang lebih umum terdapat dan
tersebar luas di hutan yang cukup terbuka. Di Kalimantan, kebanyakan hidup di
daerah pantai. Di Jawa dan Bali, umum terdapat di ketinggian rendah.
Kebiasaan: Khas pelatuk kecil, bergerak perlahan-lahan pada batang pohon atau
pohon mati untuk mencari makan, biasanya menyendiri. Tinggal di hutan sekunder,
lahan terbuka, dan hutan mangrove.
3. Orthotomus
sepium/Cinenen Jawa/Olive-backed Tailorbird
Deskripsi: Berukuran kecil (11
cm), berwarna kelabu, berkepala merah karat. Jantan: mahkota, kerongkongan, dan
pipi merah karat, bulu yang lain abu-abu kehijauan, perut putih tersapu kuning.
Betina: kepala tidak semerah jantan, dagu dan tenggorokan atas putih.
Perbedaannya dengan Cinenen kelabu: punggung lebih zaitun, sisi tubuh lebih
kuning, tidak begitu kelabu. Iris coklat kemerahan, paruh coklat, kaki merah
muda.
Suara: Terkenal karena
variasi suaranya, termasuk suara monoton berulang, sama dengan suara Cinenen
kelabu.
Penyebaran global: Endemik di Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal
dan status:
Umum terdapat sampai ketinggian 1.500 m
di Jawa dan Bali.
Kebiasaan: Mengunjungi hutan
terbuka, pinggir hutan, tumbuhan sekunder, dan rumpun bambu. Aktif di semak
bawah dan di pucuk pohon.
Catatan: Diperlakukan oleh beberapa pakar sebagai ras dari Cinenen kelabu.
4. Cocomantis sepulcralis/Wiwik Uncuing/Rusty-breasted Cuckoo
Deskripsi:
Berukuran kecil (23 cm), berwarna coklat keabuan. Dewasa: kepala abu-abu,
bagian punggung, sayap, dan ekor coklat keabuan, tubuh bagian bawah merah
karat. Mirip Wiwik kelabu, tetapi lebih gelap. Burung muda: punggung coklat
terang, tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup
lebar dan jelas pada seluruh bulunya.
Iris
coklat, lingkaran mata kuning, paruh hitam dengan bintik jingga, kaki abu-abu.
Suara:
Siulan sedih: “wiit” atau “pii-wiit”, diulang sepuluh sampai dua puluh lima
kali, dengan nada yang makin merendah. Bunyi meninggi, lebih cepat, dan “liar”
daripada kicauan yang mirip kicauan Wiwik kelabu (D.A.H).
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatera, Belitung, Enggano,
Simeuleu, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Filipina.
Penyebaran lokal dan status: Penghuni dataran rendah di perbukitan
sampai ketinggian 1.600 m.
Kebiasaan:
Menyukai hutan, tepi hutan, tumbuhan sekunder, perkebunan, dan kebun-kebun
di pedesaan.
Catatan:
Kadang-kadang disamakan dengan jenis Wiwik belukar C. variolosus, tetapi mungkin berkerabat lebih dekat dengan C. merulinus.
5. Pericrocotus cinnamomeus/Sepah Kecil/Small Minivet
Deskripsi:
Berukuran kecil (15 cm), berwarna abu-abu, merah, dan hitam. Perbedaannya
dengan burung sepah lain adalah kepala dan mantel jantan abu-abu serta tubuh
bagian bawah betina keputih-putihan dan lebih buram.
Iris coklat, paruh hitam, kaki
hitam.
Suara: Bernada tinggi, berdering
"tsyi-tsyi-tsyi-tsyi", merupakan panggilan di antara anggota
kelompok.
Penyebaran global: India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan, Jawa, dan
Bali.
Penyebaran lokal dan status: Status di Kalimantan tidak diketahui. Pada akhir abad yang lalu, seekor
dikoleksi di Kalimantan selatan, mungkin merupakan pengembara dari Jawa.
Penghuni tetap di Jawa dan Bali, tersebar luas dan cukup umum terdapat di
dataran rendah. Di Sumatera dan Kalimantan, digantikan keberadaannya oleh Sepah
tulin.
Kebiasaan: Lebih
menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, dan pedesaan. Terbang
dalam kelompok kecil yang aktif dan ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon
yang tinggi.
6. Halcyon
cyanoventris/Cekakak Jawa/Javan Kingfisher
Deskripsi: Berukuran sedang
(25 cm), berwarna sangat gelap. Dewasa: kepala coklat tua, tenggorokan dan
kerah coklat. Perut dan punggungnya biru ungu, penutup sayap hitam, bulu
terbang biru terang. Bercak putih pada sayap terlihat sewaktu terbang. Remaja:
tenggorokan keputih-putihan.
Iris coklat tua, paruh dan kaki merah.
Suara: Jernih berdering: “cii-rii-rii-rii” atau “crii-
crii-crii”, dan suara lain yang mirip Cekakak belukar.
Penyebaran global: Endemik di Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal
dan status: Tersebar luas dan
tidak jarang di lahan terbuka di dekat air bersih, sampai ketinggian 1.000 m di Jawa dan Bali. Telah hilang dari
beberapa tempat yang dulu sering dikunjungi.
Kebiasaan: Bertengger pada
cabang rendah pohon yang terisolasi atau pada tiang di lahan rumput terbuka.
Memburu serangga dan mangsa lain. Jarang sekali berburu di atas air. Lebih
pendiam dibandingkan Cekakak sungai, tetapi suaranya sering terdengar.
7. Aethophyga eximia/Burung madu gunung/White-flanked Sunbird
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: “Ti‑ti‑ti‑liit” yang amat nyaring dan variasinya.
Penyebaran global: Endemik di Jawa.
Penyebaran lokal
dan status: Umum terdapat di
gunung‑gunung di Jawa, di hutan dan semak puncak gunung di atas ketinggian
1.200 m.
Kebiasaan: Terbang sendirian,
berpasangan, atau dalam kelompok kecil, biasanya tidak jauh di atas lantai
hutan. Mendatangi pohon‑pohon yang sedang berbunga dan tumbuhan merambat di
hutan lebat, hutan bekas tebangan, dan pinggir hutan.
8. Microhierax fringillarius/Alap-alap Capung/Black-tighted Falconet
Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm), berwarna hitam dan putih.
Tubuh bagian atas hitam, dengan bintik-bintik putih pada bulu sekunder paling
dalam dan pada ekor. Dada putih, perut merah karat, paha hitam. Bagian sisi
muka dan penutup telinga hitam, dikelilingi garis atau bercak putih. Muka
remaja tersapu warna kemerahan.
Iris coklat
gelap, paruh keabuan, kaki abu-abu.
Suara: Keras, teriakan tinggi "syiiw" dan cepat
berulang-ulang "kli-kli-kli-kli".
Penyebaran global: Semenanjung Malaysia dan
Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Di
Sumatera dan Kalimantan (kecuali di bagian utara) umumnya dijumpai di hutan
dataran rendah sampai ketinggian 1.000
m. Sekarang jarang ditemukan di Jawa dan Bali.
Kebiasaan: Duduk bertengger di daerah terbuka di tepi hutan atau
desa terbuka, termasuk di daerah persawahan. Menangkap capung dan serangga
lainnya secara ganas dan mendadak, kadang-kadang berani menyerang burung-burung
kecil dan mangsa lainnya. Bersarang pada lubang-lubang pohon.
Catatan: Beberapa pakar menganggap alap-alap ini sejenis dengan
Alap-alap kalung M. caerulescens.
9. Spilornis cheela/Elang-ular Bido/Crested Serpent-eagle
Deskripsi: Berukuran sedang (50 cm), berwarna gelap. Sayap sangat
lebar membulat, ekor pendek. Dewasa: tubuh bagian atas coklat abu-abu gelap,
tubuh bagian bawah coklat. Perut, sisi tubuh, dan lambungnya berbintik-bintik
putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor.
Jambulnya pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Ciri khasnya adalah kulit
kuning tanpa bulu di antara mata dan paruh. Pada waktu terbang, terlihat garis
putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Ras
Kalimantan berwarna lebih pucat dan coklat. Remaja: mirip dewasa, tetapi lebih
coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu.
Iris kuning,
paruh coklat-abu-abu, kaki kuning
Suara: Sangat ribut, melayang-layang di atas hutan,
mengeluarkan suara nyaring dan lengking "kiu-liu",
"kwiiik-kwi", atau "ke-liik-liik" yang khas, dengan tekanan
pada dua nada terakhir, dan "kokokoko" yang lembut.
Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Palawan, dan
Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Terdapat
di seluruh Sunda Besar dan mungkin merupakan elang yang paling umum di daerah
berhutan sampai pada ketinggian 1.900 m.
Kebiasaan: Sering terlihat terbang melingkar di atas hutan dan
perkebunan, antar pasangan sering saling memanggil. Pada saat bercumbu,
pasangan memperlihatkan gerakan aerobatik yang menakjubkan walaupun biasanya
tidak terlalu gesit. Sering bertengger pada dahan yang besar di hutan yang
teduh sambil mengamati permukaan tanah di bawahnya.
10. Ictinaetus malayensis/Elang Hitam/Black Eagle
Deskripsi: Berukuran besar (70 cm), berwarna hitam. Sayap dan
ekor panjang, tampak sangat besar pada waktu terbang. Terdapat bercak berwarna
pucat pada bagian pangkal bulu primer dan garis-garis samar pada ekor. Tetapi
pada waktu terbang atau beristirahat, penampakan umum tubuh seluruhnya hitam.
Remaja: berwarna pucat, dengan coretan kuning tua pucat pada bulu dan paha.
Iris coklat, paruh hitam dengan ujung abu-abu, sera dan kaki kuning.
Suara: Ratapan berulang-ulang “klii-ki” atau “hi-liliuw”,
biasanya dikeluarkan dalam seri nada yang melemah.
Penyebaran global: India, Cina tenggara, Asia
tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Terpencar,
tetapi tersebar luas di seluruh Sunda Besar, di dataran rendah dan hutan
perbukitan sampai ketinggian 1.400 m
(di Jawa sampai ketinggian 3.000 m).
Kebiasaan: Mendiami kawasan hutan, biasanya terlihat
berputar-putar rendah di atas tajuk pohon. Meluncur dengan indah dan mudah di
sisi-sisi bukit berhutan, sering berpasangan.
Suka merampok sarang burung lain.
11. Lonchura punctulata/Bondol Peking/Scaly-breasted Munia
Deskripsi: Bondol agak kecil
(11 cm), berwarna coklat. Tubuh bagian atas coklat, bercoretan, dengan tangkai
bulu putih, tenggorokan coklat kemerahan. Tubuh bagian bawah putih, bersisik
coklat pada dada dan sisi tubuh. Remaja: tubuh bagian bawah kuning tua tanpa
sisik.
Iris coklat, paruh kelabu kebiruan, kaki hitam kelabu.
Suara: Cicitan nada ganda: “ki-dii, ki-dii” atau suara tanda
bahaya: “tret-tret”.
Penyebaran global: India, Cina,
Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara, dan
Sulawesi. Diintroduksi ke Australia dan tempat lainnya.
Penyebaran lokal
dan status: Di Sumatera, Jawa,
dan Bali, umum dan tersebar luas, sampai ketinggian 1.800 m. Diperkirakan ada populasi feral di
Kalimantan selatan.
Kebiasaan: Sering mengunjungi
padang rumput terbuka di lahan pertanian, sawah, kebun, dan semak sekunder.
Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, segera bergabung dengan kelompok
bondol lainnya. Memperlihatkan goyangan ekor khas bondol, bertingkah laku tidak
karuan dan lincah.
12. Prinia familiaris/Perenjak Jawa/Bar-winged Prinia
Deskripsi: Berukuran agak
besar (13 cm), berwarna zaitun. Ekor panjang, dengan garis sayap putih khas
serta ujung hitam-putih. Tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan dan dada
tengah putih; sisi dada dan sisi tubuh kelabu, perut dan tungging kuning pucat.
Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kekuningan,
kaki merah muda.
Suara: Keras bernada tinggi: “cwuit-cwuit-cwuit”. Suara alarm:
"hii-hii-hii".
Penyebaran global: Endemik di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Penyebaran lokal
dan status: Di Sumatera tidak
jarang sampai ketinggian 900 m,
walaupun tidak terlihat di Sumatera utara. Sangat umum sampai ketinggian 1.500 m di Jawa dan Bali.
Kebiasaan:
Menghuni
hutan mangrove dan habitat sekunder terbuka, terutama kebun dan taman. Ribut,
suka berkelompok kecil. Berburu di sekitar permukaan tanah sampai puncak pohon.Alhamdulillah, dapat menemukan setidaknya 12 jenis burung. Selain itu, banyak teman yang bertambah. Terbang Menembus Batas ! Sekian ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)