All is getting by Peksia Himbio Unair when it was on Cangar-Tahura R. Soerjo Malang. Look all this bird :
ELANG JAWA Spizaetus
bartelsi
(I: Javan
Hawk-eagle)
Deskripsi: Berukuran besar (60 cm), dengan jambul menonjol.
Dewasa: jambul, mahkota dan garis kumis hitam; bagian sisi kepala dan tengkuk
coklat berangan. Punggung dan sayapnya coklat gelap, ekor coklat bergaris-garis
hitam, tenggorokan putih dengan setrip hitam di tengahnya. Bagian bawah yang
lain keputih-putihan, bercoretan coklat gelap pada dada dan bergaris tebal
coklat gelap pada perut. Burung muda: kepala dan bagian bawah kuning tua
kemerahan. Terdapat burung dengan bulu peralihan antara muda dan dewasa.
Iris
biru-abu-abu (muda) dan kuning mas (dewasa), paruh kehitaman, sera gelap, kaki
kuning, tungkai berbulu dan bergaris-garis melintang.
Suara: Nyaring, pekikan khas: "hi-hiíiw", lebih
tinggi dan parau daripada Elang brontok, atau "hihi-hiíiw" sering
dalam seri yang pendek.
Penyebaran global: Endemik di Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Genting
(Collar dkk. 1994). Penghuni yang
tidak umum di sebagian besar pegunungan di Jawa sampai ketinggian 3.000 m, tetapi di Jawa timur (Meru Betiri)
dijumpai di dekat laut.
Kebiasaan: Menghuni hutan dan daerah berhutan terbuka, di
perbukitan dan pegunungan.
(I: Fulvous-breasted Woodpecker)
Deskripsi: Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hitam dan putih,
bergaris-garis. Mahkota jantan: merah, betina: hitam. Sisi muka putih dengan
setrip malar dan kerah hitam. Tubuh bagian atas bergaris-garis hitam dan putih.
Tubuh bagian bawah kuning tua dengan coretan hitam, penutup ekor bawah merah.
Iris coklat, paruh atas hitam kebiruan, paruh bawah abu-abu kebiruan,
kaki warna zaitun.
Suara: "Tak-tak" yang bertalun dan getaran
"tirri-tiirriiir-tiirriirii".
Penyebaran global: Himalaya, India, Asia tenggara (kecuali Malaysia), Sumatera, Jawa, dan
Bali.
Penyebaran lokal dan status: Status di Sumatera tidak jelas, hanya diketahui dari satu spesimen dan
catatan terbaru dari Sumatera selatan. Umum di Jawa dan Bali, terdapat sampai
ketinggian 2.000 m.
Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan sekunder, perkebunan, dan
pekarangan. Agak jinak, mudah didekati.
(I: Sunda Minivet)
Deskripsi: Burung
sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang.
Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak
ada warna merah pada bulu sekunder. Betina cukup unik dengan warna bulu hitam
dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi,
serta mantel yang kemerahan.
Iris coklat, paruh hitam, kaki
hitam.
Suara: Keras bergetar
"cii-cii-cii" atau suara keras berkepanjangan "tsrii-ii".
Penyebaran global: Endemik di Sumatera dan Jawa.
Penyebaran lokal
dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit
Barisan sampai Dempu) dan Jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada
ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tidak
tercatat.
Kebiasaan: Hidup
dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak
pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadang-kadang
mengunjungi lahan pertanian.
BRINJI GUNUNG Iole virescens
(I: Sunda Bulbul)
Deskripsi:
Berukuran sedang (20 cm), buram dengan tubuh bagian bawah burik, dan mempunyai
jambul kecil. Mahkota abu-abu; punggung, sayap, dan ekor zaitun kehijauan
(Jawa) atau zaitun kecoklatan (Sumatera); pipi, tenggorokan, dada, dan sisi
lambung abu-abu kehijauan penuh burik putih kekuningan; tungging putih
kekuningan. Burung di Jawa lebih hijau dibandingkan dengan yang ada di
Sumatera.
Iris merah, paruh hitam, kaki
abu-abu-biru.
Suara: Keras, suara berdering jelas
"ciit-ciit-ciit", dan "twink" yang nyaring.
Penyebaran global: Endemik untuk Sumatera dan Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Umum di sana sini di gunung-gunung di Sumatera dan Jawa di ketinggian
antara 850-2.400 m.
Kebiasaan: Mengunjungi
hutan kaki gunung dan pegunungan. Burung yang berkelompok, kadang-kadang dengan
burung jenis lain. Biasanya tinggi di tajuk pohon. Kadang-kadang di zona alpin
hutan kerangas.
Catatan: Beberapa pakar burung
memperlakukan jenis ini sebagai sejenis dengan Brinji bergaris.
(I: White-browed
Shrike-babbler; M: Burung Rimba Cekup Belalang; Rimba Cekup Jambul Hitam)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna hitam putih. Jantan: kepala hitam,
garis alis putih, mantel dan punggung abu-abu, ekor hitam. Sayapnya hitam
dengan warna putih pada ujung bulu primer dan warna coklat berangan emas pada
bulu tersier, tubuh bagian bawah putih. Betina: berwarna lebih buram, tubuh
bagian bawah kuning, kepala hijau-zaitun, warna ujung sayap kurang terang.
Iris abu-abu, paruh hitam keabuan, kaki keputih-putihan.
Suara: Nyaring, monoton resik: "cip, cip-cip" dan berbagai
variasinya, yang diulang terus.
Penyebaran global: Pakistan sampai Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sunda
Besar.
Penyebaran lokal dan status: Tidak jarang terdapat di hutan pegunungan antara ketinggian
1.000-2.800 m, di seluruh Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Di Bali tidak
tercatat.
Kebiasaan: Hidup berpasangan atau dalam kelompok campuran, bergerak melewati
tajuk bawah dan tajuk atas, menangkapi serangga. Menyelinap menyamping di
sepanjang ranting-ranting kecil, tekun mencari makan.
CIKRAK MUDA Seicercus
grammiceps
(I: Sunda Warbler)
(I: Sunda Warbler)
Deskripsi: Berukuran kecil (10
cm), berwarna zaitun. Kepala coklat berangan, alis mata gelap, lingkar mata
putih sempit. Tubuh bagian atas zaitun keabuan, dengan tunggir keputih-putihan
(ras di Jawa dan Bali) atau abu-abu (ras di Sumatera). Pinggir penutup sayap
kuning, membentuk dua garis melintang pada sayap, tubuh bagian bawah
keputih-putihan. Ras Sumatera: tunggir dan punggung abu-abu.
Iris coklat kemerahan, paruh hitam, kaki jingga.
Suara: Nada tinggi, “cii-cii-cicii” berdering dan “trrr” yang
mendengung.
Penyebaran global: Endemik di Sumatera, Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal
dan status: Di Sumatera
diketahui dari G. Talaman dan G. Kerinci, umum antara ketinggian 1.400-2.200 m.
Di Jawa dan Bali, umum di hutan pegunungan antara ketinggian 800-2.500 m.
Kebiasaan: Berdiam di hutan
lebat atau di pinggir hutan, bergabung dalam kelompok campuran. Berburu
serangga pada lapisan bawah di hutan.
Two above is a male
This is a female
SIKATAN BELANG Ficedula
westermanni
(I: Little Pied Flycatcher; M: Sambar Gunung)
Deskripsi: Berukuran kecil (11
cm), berwarna hitam dan putih (jantan) atau coklat dan putih (betina). Jantan:
alis, garis sayap, pinggir pangkal ekor, dan tubuh bagian bawah putih, tubuh
bagian atas hitam. Betina: tubuh bagian atas coklat keabuan, tubuh bagian bawah
keputih-putihan, ekor merah karat. Remaja: coklat berbintik kuning kecoklatan.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Secara teratur
mengeluarkan kicauan bernada tinggi yang lemah, nada-nada pertama naik,
kemudian turun “pi-pi-pi-pi-pi” diselingi getaran rendah “crrr” dan
"tii".
Penyebaran global: India sampai Cina
selatan, Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar dan Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Penyebaran lokal
dan status: Umum terdapat
secara lokal di hutan pegunungan, antara ketinggian 1.000-2.600 m di seluruh
Sunda Besar.
Kebiasaan:
Sering
mengunjungi hutan pegunungan, hutan lumut, dan hutan cemara gunung. Mencari
makan pada semua tingkat tajuk. Sering bergabung dalam kelompok campuran
0 comments to "TAHURA OH TAHURA" 26-27 MAY 2012 (Part 1):
Posting Komentar