Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Kata-kata Penting dari Birdwatching

Sabtu, 04 September 2010
  1. Appendix 1 :  Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies dilarang diperjual belikan dalam bentuk hidup ataupun mati karena terancam punah.
  2. Appendix 2 : Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies dalam ancaman kepunahan bila tidak segera ditangani, namun masih dapat diperjualbelikan karena jumlahnya masih cukup banyak dengan menyertakan surat izin ekspor.
  3. Appendix 3 : Status dari CITES dimana dalam daftar tersebut, semua spesies memerlukan izin dari negara asal untuk di ekspor dalam bentuk hidup atau mati. Jumlah populasi spesies dalam daftar ini sangat banyak, jauh lebih banyak dari Appendix 2, namun negara meminta bantuan CITEs untuk memasukkannya dalam daftar karena suatu alasan terkait.
  4. Aviary  : penangkaran eks-situ burung.
  5. Avidivesity Hotspot : Suatu tempat kecil dengan keanekaragaman yang luar biasa.
  6. Banding : Pencincinan dan penandaan burung.
  7. Bimorfisme: Burung yang memiliki dua bentuk. Contoh: Elang brontok memiliki fase gelap dan fase terang.
  8. Bino (bins) : Teropong Binokular.
  9. Birder :Jenis pengamat burung (birdwatcher) diantara twitcher dan dude, suka mengamati burung apa adanya. Sangat pintar mengidentifikasi burung dan tidak mudah bosan terhadap burung yang ada.
  10. Birdrace a.k.a Birding Competition : Perlombaan mengamati dan mengidentifikasi burung.
  11. Birds of Prey : Raptor a.k.a Burung pemangsa..
  12. Bogey : Burung yang terus-terusan terlewat. Misal: mencari Elang Jawa di Baluran, tapi sudah 1 tahun ga ketemu-ketemu -_-'
  13. Breeding Plumage (Br) =Bulu Berbiak: Warna bulu pada musim berbiak.
  14. Bulu Primer : Bulu terbang pertama, terletak di ujung sayap sampai batas bulu skunder. Misal, bulu yang terlihat menjari pada sayap Elang Hitam.
  15. Bulu Penutup : Bulu penutup sayap, tidak memiliki andil yang terlalu besar dalam manuver terbang namun penting dalam menjaga kehangatan tubuh burung. Terletak di pangkal sayap. Disebut juga “mantel”.
  16. Bulu Skunder : Bulu penutup sayap kedua, terletak di belakang bulu primer.
  17. Bulu Tersier : Bulu terbang ketiga dari bulu sekunder sampai batas sayap dengan tubuh burung.
  18. Burung Mitos: burung langka yang pernah tercatat namun sangat jarang teramati.
  19. Burung Perancah: Sama dengan sorebird, misal: Cerek jawa, Trinil Pantai.
  20. Calling sound: Suara panggilan, suara pendek dan keras yang digunakan burung ketika ada bahaya atau memanggil kawanannya. Berbeda dengan suara nyanyian yang panjang dan beralun-alun.
  21. Coklat Berangan: Warna coklat kemerahan.  Misal, warna Garangan Jawa.
  22. Coklat kopi susu: warna coklat agak pudar. Misal, warna perut Munguk Beledu.
  23. Common: jenis yang umum dijumpai. Dibagi dua: Common resident dan Common migratory.
  24. Copulating : Sama dengan Mating.
  25. Cover Ground : Wilayah penutup alias wilayah persembunyian suatu spesies hewan. Biasanya berupa semak belukar atau hutan bakau.
  26. Crippler: Megatick yang sangat indah, membuat seseorang birdwatcher “picang” secara emosional. Biasanya berteriak-teriak atau menepuk-nepuk pipinya dengan batu.
  27. Critically Edangered (CE) : Sangat terancam bahkan sudah sangat jarang atau tidak ditemukan lagi, namun ada indikasi bahwa satwa atau tanaman ini masih ada.
  28. Data Deficient (DD) : Belum ada data yang mencukupi untuk mengevaluasi hewan atau tumbuhan tersebut.
  29. Digiscoping : teknik pemotretan jarak jauh dengan kamera dipadukan dengan teropong atau binokular.
  30. Dip: Burung yang terlewat saat kita mengamati burung di suatu tempat.
  31. Displaying: Menunjukan kekuasaan dengan bernyanyi atau semacamnya.
  32. Diving: Terbang menukik menangkap mangsa.
  33. Domestifikasi : Penjinakkan suatu hewan liar menjadi hewan peliharaan. Misal, Ayamhutan Merah yang didomestifikasi menjadi ayam kampung.
  34. Dude: Jenis pengamat burung (birdwatcher) yang mengiktui acara pengamatan hanya karena udara yangc erah dan pemandangan yang indah, tanpa terlalu memperhatikan burung yang ada. Biasanya birdwatcher jenis ini lemah dalam mengidentifikasi meskipun ada juga yang pintar.  Berbeda dengan twitcher, jenis birdwatcher ini sangat tidak mudah bosan memandangi burung yang umum dijumpai. Sering membuat catatan yang diragukan.
  35. Edangered (ED): Terancam, mulai jarang dijumpai dan hampir punah.
  36. Endemik : Hanya dijumpai di suatu tempat.
  37. Evergreen: Daerah anomali di hutan musim yang hijau sepanjang tahun.
  38. Extinct (EX): Kata terburuk sepanjang masa, Punah.
  39. Extinct in the Wild (EW): Tidak ditemukan lagi di alam, hanya ada di penangkaran.
  40. Fase Gelap: Fase pada spesies dengan Bimorfisme dalam warna lebih gelap. Misal: Warna hitam Kuntul Karang.
  41. Fase Terang: fase pada spesies dengan Bimorfisme dalam warna yang lebih terang. Misal: Warna putih Kuntul Karang.
  42. Feral:  Jenis burung yang tidak asli daerah tersebut. Mungkin hasil lepasan yang berkembang biak di alam liar. Contoh: Gelatik Jawa di Sulawesi dan Singapura.
  43. Field Guide : Buku panduan lapangan, misal: SKJB Mc. Kinnon.
  44. Flocking : Perilaku berkumpulatau beregu burung dalam jumlah lumayan besar.
  45. Frekuensi perjumpaan : Suatu kemungkinan seorang pengamat dapat menemukan suatu spesies di alam liar, dibagi menjadi 5 skala dimana skala 1 paling mudah ditemui dan skala 5 paling sulit untuk ditemui.
  46. GIS=General In Shape: Bentuk umum, teknis khusus mengidentifikasi Raptor.
  47. Gliding: Terbang lurus melawan angin untuk menghemat tenaga.
  48. Gradasi : Perbedaan warna yang sangat tidak jelas dimana batasnya. Misal : Antara warna abu-abu dan cokelat pada kepala Pelanduk Semak.
  49. Guano : Kotoran burung berbentuk butiran.
  50. Home Range: Area jelajah suatu jenis burung.
  51. Hovering: Terbang statis tanpa bergerang untuk mengamati mabgsa, dilakukan oleh burung-burung khusus seperti Kolibri, Raja udang, Alap-alap Sapi dan Elang Tikus.
  52. Immature: Remaja, di atas juvenil.
  53. Infant: Bayi, masih sangat kecil.
  54. Juvenil: Burung muda yang sudah bisa terbang. Belum hilang bulu kapasnya.
  55. Last Concern (LC): Beresiko rendah, hewan atau tanaman tersebut cukup umum dijumpai atau dilindungi UU yang baik sehingga kurang ada ancaman kepunahan.
  56. LBJ a.k.a Little brown Job: Burung kecil dam coklat yang nggak menarik untuk para twitcher.
  57. Life-list : Daftar kehidupan alias daftar jenis burung yang pernah dilihat seumur hidup seorang birdwatcher.
  58. Lifer: Tick dalam Life-list.
  59. LT-5 Birdwatching (Less than 5 meter birdwatching) : Birdwatching dari jarak kurang dari 5 meter.
  60. Manuver: Gerakan khusus ketika terbang.
  61. Mating: melakukan kopulasi. Tontonan kesukaan birdwatcher yang juga “birdwatcher”.
  62. Megabiodiversity: Keankeragaman yang luar biasa.
  63. Megatick: Tick yang sangat indah, sangat langka dan sangat tidak umum hingga mengguncang dunia birdwatching.
  64. Migratory Bird: Burung migrant yang mengungsi dari belahan bumi utara saat musim dingin. Contoh: Layang-layang Asia.
  65. Mist Nest: Jaring kabut untuk menangkap burung yang mau di banding.
  66. Mobbing: Perilaku burung kecil mengganggu dan menyerang burung besar yang dinilai mengganggu dirinya dan wilayah kekuasaannya. Contoh: Kekep Babi menyerang Elang Jawa.
  67. Monitoring : Pengamatan rutin.
  68. Mono: (a.k.a Scope/ telescope) Teropong Monokular.
  69. Moulting: Ganti bulu.
  70. MSF=Mix Spesies Flock: Flocking beragam jenis burung. Biasanya burung yang jenis makanannya sama.
  71. Mud flat : Dataran lumpur tempat mencari makannya shore-bird.
  72. Nest Box: Sarang buatan berbentuk kotak.
  73. Nesting Area: Area bersarang burung.
  74. Nest Parasitism: Perilaku bertelur di sarang burung lain, membuat telur asli burung tersebut tersaingi dan akhirnya mati. Biasa dilakukan oleh burung0burung dari suku Cuculidae.
  75. Night Birdwatching: Birdwatching malam.
  76. Non Breeding Plumage (Non-Br) : Warna bulu pada musim di luar musim berbiak.
  77. Non-Apepndix: Semua spesies diluar ketiga daftar diatas yang bisa diperjual-belikan secara bebas di pasar International.
  78. Not Evaluated (NE) : Belum dievaluasi. Belum ada data mengenai hewan tersebut atau memang sengaja tidak di evaluasi. misal, Manusia.
  79. Observed : Teramati, burung yang berhasil diamati dalam suatu acara pengamatan.
  80. Parental/parenting : Tindakan memeberikan makan/merawat anak.
  81. Pearching: Hinggap.
  82. Residen: Burung penetap.
  83. Ringing: a.k.a banding.
  84. Sanctuary: Tempat pelestarian (asal katanya tempat suci, maksudnya tempat suci untuk burung).
  85. Sand bathing : Perilaku mandi pasir.
  86. Sea Bird: Burung laut, berbeda dengan burung pantai. E.g: Penggunting-laut belang.
  87. Shore Bird: Burung-burung pantai.
  88. Singing sound : Suara nyanyian, panjang dan beralun-alun.
  89. Syrinx: alat penghasil suara burung pada tenggorkan burung.
  90. Soaring: Terbang berputar-putar menambah ketinggian dengan bantuan thermal atau hantaman angin yang menuju ke atas.
  91. Soliter : Penyendiri. Misal: Bubut Jawa.
  92. status CITES : Status dari Convention on International Trade of Edangered Species yang menjadi tolak ukuran apakah satwa atau tanaman tersebut bisa diperjual belikan secara bebas di pasar international berdasarkan perjanjian tersebut. Dibagi menjadi 3: Appendix 1, Appendix 2, Appendix 3, dan non-appendix.
  93. Status IUCN: Status kelangkaan hewan liar dan tanaman internasional oleh International Union Conservation of Nature, dibagi menjadi  Not Evaluated (NE), Data Deficient (DD), Last Concern (LC), Near Threatened (NE), Vulnurable (VU), Edangered (ED), Critically Edangered (CE), Extinct in th Wild (EW), dan Exticnt (EX).
  94. Status Konservasi: Status perlindungan hewan liar di Indonesia, dibedakan menjadi PP, UU dan tidak dilindungi.
  95. Stringy: Catatan yang meragukan. Misal: Dara-laut di atas gunung merapi (nah lo??).
  96. Strip Malar: Strip di tenggorokan.
  97. Strip mata: Bagian warna yang berbeda yang meilputi mata, misal: warna hitam B. Gereja Eurasia.
  98. Strip: Garis melintang lurus. Misal: Pada ekor Elang Jawa.
  99. Sub Terminal : Di belakang terminal, tempat garis putih pada ekor Tekukur Biasa.
  100. Summer Plumage: Burung migrant yang melewati Indonesia dalam bentuk musim panasnya. Sangat jarang terjadi karena mereka biasanya datang di musim dingin.
  101. Sun bathing : Perilaku mandi matahari.
  102. Tajuk: Dahan pohong byang berkesinambungan.
  103. Terrestrial Bird : Burung hutan.
  104. Thermal : Udara panas yang mengalir keatas karena ketidak-rataan pemanasan di suatu tempat. Biasa digunakan utnuk soaring.
  105. Tick : Jenis baru dalam daftar spesies burung di suatu tempat atau dalam suatu daftar life-list (lifer).
  106. Traffic Way: daerah perlintasan baik burung migrant maupun resident.
  107. Turning point : Suatu tempat dimana burung migrant berbalik arah menuju lokasi bersarang di negara asalnya.
  108. Twitcher : Jenis pengamat burung (birdwatcher) yang memiliki kesenangan mencari burung-burung unik, jarang, langka dan cantik. Pengamat jenis ini sangat mudah bosan akan burung-burung yang “biasa”, umum dijumpai dan berwarna membosankan. Suka memiliki daftar panjang mengenai burung yang pernah dilihatnya dan pintar dalam mengidentifikasi. Bertaruh segala hal hanya untuk melihat seekor burung langka.
  109. Twitching : Kata kerja dari twitch yang berarti mencari burung langka untuk menambah “life-list”.
  110. Uncommon : Jenis yang tidak umum dijumpai. Dibagi dua: Uncommon resident dan Uncommon migratory.
  111. Undulating : Terbang bergelombang naik-turun yang biasa dilakukan untuk menandai wilayah kekuasaan.
  112. Vis Mig= Visible Migration: Keadaan aneh di musim migrasi dimana kita melihat burung-burung di tempat dimana seharusnya dia tidak berada. Contoh: Sikep Madu asia di atas mall, atau Trinil Pantai di gunung.
  113. Vulnurable (VU) : Rentan, hampir terancam alias cukup umum dijumpai dan mulai mengalami pengurangan populasi yang signifikan.

Tugas Display KS PEKSIA

Kamis, 02 September 2010
kelompok :
1. Hubungan burung dan sosial budaya ( PJ Ari PEKSIA`09 )
2. Jenis - jenis burung di kampus C dan beri keterangan ( PJ Hilma PEKSIA`09 )
3. Daftar burung dilindungi di Indonesia ( PJ Christian PEKSIA`09
4. Burung sebagai bioindikator dalam kegiatan biomonitoring ( PJ Hening PEKSIA`08 )
5. Jalur migrasi burung dan sebutkan burung - burung migran di Indonesia ( PJ Lukman PEKSIA`05 )
6. Kondisi perdagangan burung di Indonesia ( PJ Dimas PEKSIA`09)
7. Teknik Identifikasi ( PJ Cipto PEKSIA`07 )
8. Pola perilaku burung < Adaptasi, mating, nesting> ( PJ Ade PEKSIA`07 )

Catatan tugas :
- membuat short essay dengan format
- Margin 4-3-3-3
- Spasi 1
- Font Times New Roman, Ukuran 12
- MINIMAL 2 HALAMAN
- Mencantumkan foto terkait dengan tema soal dan sumber tulisan dan dikerjakan berdasar kelompok display, dijilid jadi 1 angkatan.
- Dikumpulkan 15 September 2010 ( CP Hening PEKSIA`08 <081703380018> )

Pendaftaran Peserta MANGROVE CULTIVATION 2010 : Seminar Nasional, Pelatihan, Penyuluhan, Pembibitan dan Penyulaman Mangrove Telah Dibuka

Sabtu, 03 April 2010
Semarang – KeSEMaTONLINE. Dengan ini, diumumkan kepada para pelajar, mahasiswa, LSM, dinas pemerintahan dan lingkungan terkait, swasta, masyarakat dan stakeholder mangrove lainnya di seluruh Indonesia, bahwa KeSEMaT kembali menyelenggarakan program nasional tahunannya yang akan melibatkan ratusan peserta dari seluruh Indonesia, yaitu MANGROVE CULTIVATION (MC) 2010 : Seminar Nasional, Pelatihan, Penyuluhan, Pembibitan dan Penyulaman Mangrove. Bagi yang tertarik untuk mengikuti MC 2010, formulir pendaftaran, pamflet, leflate dan informasi selengkapnya bisa diunduh dan dicermati di bawah ini.

LATAR BELAKANG
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Hutan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terluas di dunia, yaitu mencapai 25% dari total luas hutan mangrove dunia. Ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat penting secara ekologi dan ekonomi, baik untuk masyarakat lokal, regional, nasional maupun global. Namun demikian, hutan mangrove mendapatkan tekanan yang sangat tinggi akibat perkembangan infrastuktur, pemukiman, pertanian, perikanan, dan industri. Salah satu tekanan yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove di Indonesia adalah proyek reklamasi pantai demi pemenuhan kebutuhan manusia dimana hampir 60% penduduk Indonesia bermukim di wilayah pantai. Selanjutnya, diperkirakan sekitar 200.000 ha mangrove di Indonesia telah mengalami kerusakan setiap tahunnya.

Untuk itulah, maka pemanfaatan potensi kawasan mangrove sebagai ekowisata menjadi sebuah alternatif dalam usaha konservasi ekosistem mangrove karena berfokus pada keutuhan wilayah alam dan pemeliharaan kondisi alam itu sendiri. Pengelolaan dan pelestarian mangrove bisa diterapkan melalui ekowisata hutan mangrove, dengan berbagai teknik pengelolaan seperti pengelolaan sumber daya pesisir yang berbasiskan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu, dimana dalam konsep pengelolaan ini melibatkan seluruh stakeholder yang kemudian menetapkan prioritas–prioritas dengan berpedoman kepada tujuan utama, yaitu tercapainya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan hutan mangrove, maka masyarakat, khususnya masyarakat pesisir harus turut diberdayakan dalam usaha pelestarian maupun rehabilitasi hutan mangrove tersebut, baik dengan cara memberikan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya ekosistem hutan mangrove, maupun dengan turut memberdayakan masyarakat dalam usaha pengelolaan hutan mangrove tersebut, melalui program pembibitan, penanaman dan penyulaman mangrove.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka KeSEMaT menyelenggarakan program tahunannya yang bertajuk MC 2010 yang bertujuan menjaga kelestarian dan menumbuhkembangkan rasa kepedulian pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum tentang arti pentingnya ekosistem mangrove.

TUJUAN UMUM
Sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan semangat konservasi terhadap ekosistem mangrove kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat.

TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan pengetahuan peserta akan pentingnya ekosistem hutan mangrove.
2. Memberikan wawasan tentang manfaat pengelolaan dan pelestarian ekosistem hutan mangrove melalui ekowisata hutan mangrove.
3. Memberikan pelatihan kepada peserta tentang tata cara membibitkan, menanam, menyulam dan menjaga kelangsungan ekosistem mangrove.
4. Menyiapkan bibit mangrove sebagai modal untuk penanaman mangrove pada Mangrove REpLaNT 2010.

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Seminar Nasional Mangrove For Ecotourism (MFE)
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Mei 2010
Tempat : Ruang Teater Kampus Ilmu Kelautan UNDIP, Teluk Awur, Jepara

2. Pelatihan Pembibitan dan Penyulaman Mangrove
Hari/Tanggal : Sabtu – Minggu, 8 – 9 Mei 2010
Tempat : Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK), Teluk Awur, Jepara

3. Field Trip (FT)
Hari/Tanggal : Minggu, 9 Mei 2010
Tempat : Lokasi Kerajinan Ukir Desa Tahunan Jepara dan Masjid Agung Demak

ACARA
1. MC 2010 akan dibuka secara langsung oleh Bupati Kabupaten Jepara, pada hari Sabtu, 8 Mei 2010.
2. Seminar Nasional bertema MFE akan dikemas dalam format diskusi panel yang akan mempertemukan tiga orang Panelis, yaitu Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta.
3. Pelatihan Pembibitan dan Penyulaman Mangrove akan dibimbing oleh Trainer Pelatihan dari Praktisi Mangrove KeSEMaT dan Kelompok Tani Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
4. FT akan dilaksanakan di lokasi kerajinan ukir Desa Tahunan Jepara dan Masjid Agung Demak.

PEMBICARA SEMINAR NASIONAL MFE
1. BAKOSURTANAL Jakarta.
2. KKP Jakarta.
3. KLH Jakarta.

TRAINER PELATIHAN PEMBIBITAN DAN PENYULAMAN
1. Praktisi Mangrove KeSEMaT.
2. Kelompok Tani Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.

PESERTA
Para peserta yang akan hadir di MC 2010, yaitu: pelajar, mahasiswa, LSM, dinas pemerintahan dan lingkungan terkait, swasta, masyarakat dan stakeholder mangrove lainnya dari seluruh Indonesia.

UNDANGAN
Para tamu undangan yang akan hadir di MC 2010, yaitu:
1. Pemerintah Kabupaten Jepara : Bupati dan staf Kabupaten Jepara.
2. Dinas Kabupaten Jepara : Dinas pemerintahan dan lingkungan terkait di Kabupaten Jepara.
3. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan UNDIP : Dekan, Pembantu Dekan dan Dosen Jurusan Ilmu Kelautan UNDIP.
4. LSM Semarang dan Jepara.
5. Swasta.
6. Masyarakat : Kepala Desa dan masyarakat Desa Teluk Awur dan Desa Tanggul Tlare Jepara.
7. KeSEMaTER : Kabinet KeSEMaT Periode 2009/2010, Ikatan Alumni KeSEMaT (IKAMaT) dan KeSEMaT Mangrove Volunteer (KeMANGTEER).

FASILITAS
Transport Semarang – Jepara PP, T-Shirt, Konsumsi, Penginapan, Sertifikat, Modul Rehabilitasi Mangrove KeSEMaT, Seminar Kit dan Souvenir.

PENDAFTARAN
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 29 Maret – 23 April 2010.

1. ONLINE
Silahkan isi formulir pendaftaran MC 2010 yang telah Anda unduh dengan lengkap dan segera kirimkan kembali ke email kesemat@undip.ac.id Subject : Nama Anda_Kota_Pendaftaran MC 2010, disertai dengan scan bukti/nota transfer dana Anda. Selanjutnya, kami akan mengirimkan (1) kwitansi kepada Anda, yang wajib disimpan untuk pengambilan fasilitas MC 2010, (2) jadwal acara, (3) tata tertib dan (4) perlengkapan yang harus dibawa, sewaktu melakukan daftar ulang di Semarang.

Formulir Pendaftaran MC 2010
Pamflet MC 2010
Leflate MC 2010
(Silahkan unduh langsung di KeSEMaTONLINE www.kesemat.undip.ac.id)

2. KANTOR KeSEMaT
Silahkan datang langsung ke Kantor KeSEMaT
Jl. Ngesrep Barat V/35 Semarang 50275
Jawa Tengah INDONESIA
P. (024) 70527552 F. (024) 7474698
E. kesemat@undip.ac.id W. http://www.kesemat.undip.ac.id/

BIAYA
Umum Rp. 200.000,-
Mahasiswa Rp. 160.000,-
Pelajar Rp. 140.000,-

PEMBAYARAN
Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer ke Nomor Rekening
A.N. : Hilyati Fajrina (Bendahara MC 2010)
Nomor Rekening : 0159294771
Bank : Bank Negara Indonesia (BNI) UNDIP Tembalang Semarang

PERLENGKAPAN
Para peserta dan tamu undangan berpakaian bebas, rapi dan bersepatu pada saat Seminar Nasional dan Pelatihan. Sedangkan, pada saat Pembibitan, Penyuluhan dan Penyulaman Mangrove, berpakaian olahraga.

KONTAK
Segala korespondensi berkenaan dengan MC 2010, bisa dilayangkan kepada:

Sdri. Yulia Ulfah
Menteri Sekretaris KeSEMaT (MENSEK)
HP. 085284374059

Sdr. Radich Arief Nugroho
Menteri Komunikasi dan Publikasi (MENKOMSI)
HP. 085641691114

Ratusan Burung Gajahan di Tambak Wonorejo Surabaya

Pada tanggal 3 April 2010, pukul 14.02 di petak gajahan tambak wonorejo surabaya. ratusan ekor Gajahan pengalah  sekitar 556 ekor, ada juga beberapa Gajahan besar terdapat di petak gajahan tambak wonorejo, dan juga terdapat Ganggang bayam timur . dan juga Kuntul kecil  , Kuntul besar , Titian telaga . banyak sekali kelimpahan gajahan di tambak wonorejo khususnya di petak gajahan tersebut berbagai faktor yang mempengaruhi melimpahnya burung gajahan tersebut.

Survey Pengamatan burung di Kalanganyar

Pada tanggal 16 Maret 2010, Team PEKSIA melakukan survey pengamatan burung di Kalanganyar di tempat tersebut banyak sekali vegetasi bakau dan berbagai banyak tumbuhan pesisir. Di Kalanganyar tersebut tempatnya lumayan bersih. banyak juga berbagai burung - burung air seperti Trinil pantai, biru laut ekor hitam, blekok sawah, cekakak sungai, trinil rawa, cerek krenyut, mandar batu, kuntul kecil, kuntul perak, kuntul besar, dan masih banyak lagi. ada juga bubut jawa walaupun hanya terdengar suaranya saja. bentet kelabu, kacamata laut yang melimpah, remetuk laut, walet sapi, walet asia, kipasan belang, dan masih banyak lagi burung- burung di sana. beberapa jam kita melakukan pengamatan dan menelusuri sekitar tambak Kalanganyar ternyata begitu melimpah keanekaragaman burung disana, tatkala orang - orang disana juga baik. Mungkin dengan kita melakukan survey tersebut data akan inventarisasi burung PEKSIA akan bertambah juga dan akan berguna bagi masyarakat sekitar dan bagi team PEKSIA sendiri.

Menulis di Website BuNu ( Burung Nusantara )

Jumat, 02 April 2010
 Kalian baru pulang dari jalan-jalan? Apakah kalian juga melihat burung? Pasti menarik ya.. Bagaimana kalau kalian menyatukan apa yang kalian lihat, keindahan yang kalian rasakan ke dalam satu bentuk tulisan yang sangat ringan.. Biarkan sahabat-sahabat BuNu, SBI-Info dan RAIN juga merasakan keindahan itu..

BuNu mengajak kalian untuk menulis tidak lebih dari 500 kata dan gambar yang kalian dapatkan dalam bentuk .jpeg. Kirimkan tulisan dan foto kalian ke fransisca_noni@ yahoo.com.
Tulisan kalian nantinya akan dimasukkan di website: www.burung-nusantar a.org

Volunteery

Dalam rangka kegiatan survey potensial habitat release bagi Elang Jawa di gunung salak yang akan di adakan Taman Nasional Gunung salak oleh Raptor Indonesia, maka kami membuka kesempatan bagi teman-temen yang berminat untuk ikutserta sebagai Volunteer dalam kegiatan ini. kegiatan dilaksanakan pada awal bulan april 2010 selama 1 bulan. Persyarat utama yang kami butuhkan adalah orang yang mau belajar
dan bekerja secara sukarela untuk kegiatan konservasi.

bagi yang berminat silahkan hubungi :

Coord : hendry pramono
Telp   : 081398826796 / 085883855343
email : hendry_mono@ yahoo.com / hendry_mono@ raptorindonesia. org

Menemukan gajahan pengalah ( Numenius phaeopus ) terluka

Pada tanggal 27 Maret 2010, pukul 14.04. di Tambak Wonorejo ditemukan Gajahan Pengalah terluka yang dikarenakan terjerat tali di tambak. dan kami menyelamatkan dari jeratan tali dengan menuju di tengah tambak setelah  itu qta rilise lg. setelah di lepas ternyata burung tersebut tidak bisa terbang. dan hari besoknya qta menuju ke petak tersebut lagi dan burung gajahan tersebut telah tidak lagi. mungkin luka yang dideritanya telah sembuh.

2010 Baluran Birding Competition ( 23 - 25 Juli 2010 )

Kriteria lomba:

1. Lomba terbuka untuk umum (akademisi, peneliti, penggermar burung, keluarga, instansi pemrintah, atau swasta).
2. Peserta lomba dibagi 2 kelas:
  • Expert. Untuk kelas expert diikuti oleh peserta  perseorang, quota peserta 50 orang (menyesuaikan dengan kondisi).
  • Beginner. Untuk kelas beginner 1 kelompok terdiri 3 orang, quota peserta 50 tim/150 orang (menyesuaikan dengan kondisi).
3. Peserta lomba diizinkan membawa official pendamping, tetapi pada saat lomba official dilarang berada di seluruh lokasi pengamatan, akomodasi official diluar tanggungan panitia.
4. Peserta lomba diizinkan membawa alat perekan baik foto, video maupun suara, alat pemikat burung.
5. Peserta mengumpulkan data pengamatan di lapangan di kertas yang sudah disediakan oleh panitia, pada waktu yang sudah ditentukan, diluar itu dinyatakan tidak sah.
.

Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian berdasarkan pada:
a.    Data pengamatan di lapangan dengan bobot nilai 70%
b.    Kuis dengan bobot nilai 30%
.

Persyaratan dan Ketentuan lain bagi peserta

1.    Peserta diwajibkan membawa tenda, binokuler, buku panduan sendiri-sendiri.
2.    Panitia menyediakan Compettion Kit untuk peserta lomba berupa kaos, blok note, alat tulis & buku burung Taman Nasional Baluran.
3.    Peserta yang membawa kendaraan pribadi hanya diperbolehkan masuk sampai kompleks kantor Balai Taman Nasional Baluran. Dari kompleks kantor sampai ke lokasi lomba (Bekol) menggunakan kendaraan yang sudah disediakan oleh panitia.
4.    Pada hari lomba (Sabtu,24 juli 2010) tidak ada kendaraan yang masuk ke lokasi lomba tanpa seijin panitia.
.

Fasilitas :

1.    Bagi peserta yang membawa kamera, panitia menyediakan media pameran dan fasilitas printer dan kertas foto bagi peserta yang ingin memamerkan foto yang diperoleh selama di lokasi lomba.
2.    Hak cipta foto tetap menjadi milik pemilik foto. Namun untuk beberapa foto jenis burung atau satwa tertentu dengan kualitas yang baik, dengan ijin dari pemilik foto, panitia akan mengajukan permohonan kepada pemilik foto untuk ditampilkan dalam media informasi dan promosi Taman Nasional Baluran dengan tetap menampilkan copyright pemilik. Dan sebagai ucapan terima kasih akan ada penghargaan dari panitia.
3.    Panitia menyediakan tempat dan fasilitas bagi peserta yang ingin memamerkan atau menjual cindera mata atau produk-produk lainnya selama tidak melanggar seperti yang disebutkan di Tata Tertib.
4.    Selama kegiatan berlangsung akomodasi disediakan oleh panitia kecuali tenda dan keperluan pribadi.
5.    Tenaga medis dan obat-obatan disediakan oleh panitia.
.

Pendaftaran

1. Pendaftaran dibuka pada tanggal 3 mei 2010 dan ditutup tanggal 30 juni 2010.
2. Biaya pendaftaran sebesar
  • Expert: Rp. 200.000,00 per orang – pending
  • Beginner: Rp. 300.000,00 per tim – pending
3. Mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap (download).
4. Mentransfer biaya pendaftaran ke Nomor Rekening Bank Mandiri Cabang Banyuwangi an. KPRI Balupuri Sejahtera no. 143-00-0908645-3. – pending
5. Mengirimkan formulir beserta bukti transfer kepada panitia
  • Via pos ke Sekretariat Baluran Birding Competition d/a Balai Taman Nasional Baluran Jl Raya Banyuwangi-Situbondo K35, Ds. Wonorejo, Kec. Banyuputih, Situbondo. Jawa Timur
  • Fax. ke nomor 0333-463864.
  • Atau email ke baluranbc@gmail.com
6. Formulir dan bukti transfer biaya pendaftaran diterima panitia paling lambat tanggal 30 Juni 2010.
7. Informasi lebih lanjut silakan menghubungi :
  • Siti : 081234980755 – balurannationalpark@gmail.com
  • Swiss : 081904137687 – kebo.giraz.giraz@gmail.com
.

Hadiah

(menyusul)
.

Jadwal Acara

Hari, Tanggal Waktu Acara
Jum’at, 23 Juli 2010 07.00 – 09.00 Registrasi peserta
10.00 – 11.00 Pembukaan
11.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Perjalanan Peserta Menuju Bekol
14.00 – 15.00 Briefing dan Penjelasan Mengenai Lomba
15.00 – 15.30 Sholat Ashar
15.30 – 17.30 Orientasi Lapangan
17.30 – 19.00 Sholat Maghrib
19.00 – 19.30 Makan Malam
19.30 – 21.30 Diskusi dan Sarasehan (untuk Peserta lomba)
21.30 Istirahat
Sabtu, 24 Juli 2010 05.30 – 06.00 Pembagian Logistik & Persiapan Lomba
06.00 – 06.30 Ceremonial Keberangkatan Peserta
06.30 – 17.30 Pengamatan burung
17.30 – 18.00 Pengumpulan Data
18.00 – 19.00 Ishoma
19.00 – 22.00 Quiz
22.00 – 24.00 Malam Keakraban
22.00 Istirahat
Minggu, 25 Juli 2010 06.00 – 07.00 Sarapan Pagi
07.00 – 10.00 Sarasehan
10.00 – 11.00 Penutupan Acara & Pengumuman Pemenang
11.00 Peserta Kembali ke Batangan



Formulir




Pendaftaran

































































 
 1. Expert
 
 2.Beginner