Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

"TAHURA OH TAHURA" 26-27 MAY 2012 (Part 1)

Sabtu, 30 Juni 2012

All is getting by Peksia Himbio Unair when it was on Cangar-Tahura R. Soerjo Malang. Look all this bird : 




ELANG JAWA Spizaetus bartelsi                                                                                                     
(I: Javan Hawk-eagle)
Deskripsi: Berukuran besar (60 cm), dengan jambul menonjol. Dewasa: jambul, mahkota dan garis kumis hitam; bagian sisi kepala dan tengkuk coklat berangan. Punggung dan sayapnya coklat gelap, ekor coklat bergaris-garis hitam, tenggorokan putih dengan setrip hitam di tengahnya. Bagian bawah yang lain keputih-putihan, bercoretan coklat gelap pada dada dan bergaris tebal coklat gelap pada perut. Burung muda: kepala dan bagian bawah kuning tua kemerahan. Terdapat burung dengan bulu peralihan antara muda dan dewasa.
Iris biru-abu-abu (muda) dan kuning mas (dewasa), paruh kehitaman, sera gelap, kaki kuning, tungkai berbulu dan bergaris-garis melintang.
Suara: Nyaring, pekikan khas: "hi-hiíiw", lebih tinggi dan parau daripada Elang brontok, atau "hihi-hiíiw" sering dalam seri yang pendek.
Penyebaran global: Endemik di Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Genting (Collar dkk. 1994). Penghuni yang tidak umum di sebagian besar pegunungan di Jawa sampai ketinggian   3.000 m, tetapi di Jawa timur (Meru Betiri) dijumpai di dekat laut.
Kebiasaan: Menghuni hutan dan daerah berhutan terbuka, di perbukitan dan pegunungan.


CALADI ULAM Dendrocopos macei                                                                                              
(I: Fulvous-breasted Woodpecker)
Deskripsi: Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hitam dan putih, bergaris-garis. Mahkota jantan: merah, betina: hitam. Sisi muka putih dengan setrip malar dan kerah hitam. Tubuh bagian atas bergaris-garis hitam dan putih. Tubuh bagian bawah kuning tua dengan coretan hitam, penutup ekor bawah merah.
Iris coklat, paruh atas hitam kebiruan, paruh bawah abu-abu kebiruan, kaki warna zaitun.
Suara: "Tak-tak" yang bertalun dan getaran "tirri-tiirriiir-tiirriirii".
Penyebaran global: Himalaya, India, Asia tenggara (kecuali Malaysia), Sumatera, Jawa, dan Bali.
Penyebaran lokal dan status: Status di Sumatera tidak jelas, hanya diketahui dari satu spesimen dan catatan terbaru dari Sumatera selatan. Umum di Jawa dan Bali, terdapat sampai ketinggian 2.000 m.
Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan sekunder, perkebunan, dan pekarangan. Agak jinak, mudah didekati.


SEPAH GUNUNG Pericrocotus miniatus
(I: Sunda Minivet)
Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang. Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak ada warna merah pada bulu sekunder. Betina cukup unik dengan warna bulu hitam dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi, serta mantel yang kemerahan.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Suara: Keras bergetar "cii-cii-cii" atau suara keras berkepanjangan "tsrii-ii".
Penyebaran global: Endemik di Sumatera dan Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit Barisan sampai Dempu) dan Jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Hidup dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadang-kadang mengunjungi lahan pertanian.



BRINJI GUNUNG Iole virescens                                                                                                       
(I: Sunda Bulbul)
Deskripsi: Berukuran sedang (20 cm), buram dengan tubuh bagian bawah burik, dan mempunyai jambul kecil. Mahkota abu-abu; punggung, sayap, dan ekor zaitun kehijauan (Jawa) atau zaitun kecoklatan (Sumatera); pipi, tenggorokan, dada, dan sisi lambung abu-abu kehijauan penuh burik putih kekuningan; tungging putih kekuningan. Burung di Jawa lebih hijau dibandingkan dengan yang ada di Sumatera.
Iris merah, paruh hitam, kaki abu-abu-biru.
Suara: Keras, suara berdering jelas "ciit-ciit-ciit", dan "twink" yang nyaring.
Penyebaran global: Endemik untuk Sumatera dan Jawa.
Penyebaran lokal dan status: Umum di sana sini di gunung-gunung di Sumatera dan Jawa di ketinggian antara 850-2.400 m.
Kebiasaan: Mengunjungi hutan kaki gunung dan pegunungan. Burung yang berkelompok, kadang-kadang dengan burung jenis lain. Biasanya tinggi di tajuk pohon. Kadang-kadang di zona alpin hutan kerangas.
Catatan: Beberapa pakar burung memperlakukan jenis ini sebagai sejenis dengan Brinji bergaris.


CIU BESAR Pteruthius flaviscapis                                                                                                   
(I: White-browed Shrike-babbler; M: Burung Rimba Cekup Belalang; Rimba Cekup Jambul Hitam)
Deskripsi: Berukuran kecil (13 cm), berwarna hitam putih. Jantan: kepala hitam, garis alis putih, mantel dan punggung abu-abu, ekor hitam. Sayapnya hitam dengan warna putih pada ujung bulu primer dan warna coklat berangan emas pada bulu tersier, tubuh bagian bawah putih. Betina: berwarna lebih buram, tubuh bagian bawah kuning, kepala hijau-zaitun, warna ujung sayap kurang terang.
Iris abu-abu, paruh hitam keabuan, kaki keputih-putihan.
Suara: Nyaring, monoton resik: "cip, cip-cip" dan berbagai variasinya, yang diulang terus.
Penyebaran global: Pakistan sampai Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Tidak jarang terdapat di hutan pegunungan antara ketinggian 1.000-2.800 m, di seluruh Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Di Bali tidak tercatat.
Kebiasaan: Hidup berpasangan atau dalam kelompok campuran, bergerak melewati tajuk bawah dan tajuk atas, menangkapi serangga. Menyelinap menyamping di sepanjang ranting-ranting kecil, tekun mencari makan.




CIKRAK MUDA Seicercus grammiceps 
(I: Sunda Warbler)
Deskripsi: Berukuran kecil (10 cm), berwarna zaitun. Kepala coklat berangan, alis mata gelap, lingkar mata putih sempit. Tubuh bagian atas zaitun keabuan, dengan tunggir keputih-putihan (ras di Jawa dan Bali) atau abu-abu (ras di Sumatera). Pinggir penutup sayap kuning, membentuk dua garis melintang pada sayap, tubuh bagian bawah keputih-putihan. Ras Sumatera: tunggir dan punggung abu-abu.
Iris coklat kemerahan, paruh hitam, kaki jingga.
Suara: Nada tinggi, “cii-cii-cicii” berdering dan “trrr” yang mendengung.
Penyebaran global: Endemik di Sumatera, Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera diketahui dari G. Talaman dan G. Kerinci, umum antara ketinggian 1.400-2.200 m. Di Jawa dan Bali, umum di hutan pegunungan antara ketinggian 800-2.500 m.
Kebiasaan: Berdiam di hutan lebat atau di pinggir hutan, bergabung dalam kelompok campuran. Berburu serangga pada lapisan bawah di hutan.



Two above is a male

This is a female


SIKATAN BELANG Ficedula westermanni                                                                                  
(I: Little Pied Flycatcher; M: Sambar Gunung)
Deskripsi: Berukuran kecil (11 cm), berwarna hitam dan putih (jantan) atau coklat dan putih (betina). Jantan: alis, garis sayap, pinggir pangkal ekor, dan tubuh bagian bawah putih, tubuh bagian atas hitam. Betina: tubuh bagian atas coklat keabuan, tubuh bagian bawah keputih-putihan, ekor merah karat. Remaja: coklat berbintik kuning kecoklatan.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.
Suara: Secara teratur mengeluarkan kicauan bernada tinggi yang lemah, nada-nada pertama naik, kemudian turun “pi-pi-pi-pi-pi” diselingi getaran rendah “crrr” dan "tii".
Penyebaran global: India sampai Cina selatan, Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar dan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Penyebaran lokal dan status: Umum terdapat secara lokal di hutan pegunungan, antara ketinggian 1.000-2.600 m di seluruh Sunda Besar.
Kebiasaan:           Sering mengunjungi hutan pegunungan, hutan lumut, dan hutan cemara gunung. Mencari makan pada semua tingkat tajuk. Sering bergabung dalam kelompok campuran

0 comments to "TAHURA OH TAHURA" 26-27 MAY 2012 (Part 1):

Posting Komentar